May 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Investor Cemaskan Meroketnya Imbal Hasil US Treasury, Wall Street Turun

IVOOX.id, New York - Bursa Wall Street melemah pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (5/10) dinihari WIB, karena para investor cemas atas kenaikan imbal hasil obligasi AS ke tingkat tertinggi tujuh tahun.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 200,91 poin atau 0,75 persen, menjadi ditutup di 26.627,48 poin.

Indeks S&P 500 berkurang 23,90 poin atau 0,82 persen, menjadi berakhir di 2.901,61 poin.

Indeks Komposit Nasdaq ditutu 145,57 poin atau 1,81 persen lebih rendah, menjadi 7.879,51 poin.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun yang dijadikan sebagai acuan, mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 2011, menembus di atas 3,2 persen selama perdagangan Kamis (4/10).

Sembilan dari 11 sektor utama di S&P 500 ditutup lebih rendah. Sektor teknologi dan consumer discretionary masing-masing meluncur 1,78 persen dan 1,60 persen, memimpin penurunan.

Saham-saham yang sensitif suku bunga merosot secara luas, sementara saham-saham bank diuntungkan dari suku bunga yang lebih tinggi.

Baca juga: Emas turun tertekan kenaikan imbal hasil obligasi AS

Lonjakan suku bunga obligasi dimulai pada Rabu (3/10), didorong oleh data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, komentar terbaru dari pejabat tinggi Federal Reserve juga memicu imbal hasil lebih tinggi.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Rabu (3/10) bahwa bank sentral AS memiliki jalan panjang untuk pergi sebelum suku bunga mencapai tingkat netral, menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga bertahap dapat berlanjut.

Data yang kuat dan komentar dari pejabat The Fed dapat menjadi bullish untuk ekuitas, tetapi itu datang dengan dampak samping karena memiliki kekhawatiran pada inflasi lebih besar dan kenaikan suku bunga, yang pada gilirannya menjadi negatif untuk ekuitas, para ahli mencatat.

Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 29 September, klaim pengangguran awal AS tercatat 207.000, turun 8.000 dari tingkat direvisi pekan sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (4/10), seperti dikutip dari Xinhua.(Antara)

0 comments

    Leave a Reply