May 2, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Indonesia Punya Banyak Penggemar Cemilan Kentang

IVOOX.id, jakarta -- Ada begitu banyak jenis cemilan atau makanan ringan beredar di pasaran. Namun secara bisnis, ternyata cemilan dari kentang lah yang paling difavoritkan masyarakat Indonesia.


Hal tersebut diungkapkan oleh Djien Gie So, managing director PT Calbee Wings Food, usai merilis jenis makanan ringan baru di Jakarta, pada Selasa (15/11). Setelah meninjau proporsi industri makanan ringan di Indonesia selama lima tahun terakhir, ia melihat olahan kentang mengalami pertumbuhan paling baik.


Komposisi dalam industri makanan ringan yang dimaksud Djien adalah ekstrusi seperti Chiki yang mencakup 60 persen, kemudian olahan kentang 24 persen, disusul keripik tradisional seperti dari singkong sebesar 19 persen, dan aneka jenis lain."Nah, bagian ekstrusi tumbuh, semuanya juga bertumbuh. Namun pertumbuhan paling tinggi ada di kentang selama lima tahun terakhi, terutama produk potato chips," kata Djien saat berbincang dengan CNNIndonesia.com. "Ya, kentang masih difavoritkan di Indonesia,"


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, konsumsi masyarakat Indonesia per bulan untuk makanan jadi yaitu 12,56 persen yang mencakup olahan jadi hingga kerupuk.


Pasar camilan di Indonesia sendiri secara umum diperkirakan terus berkembang. Menurut data yang dipaparkan Djien, konsumsi camilan per kapita orang Indonesia masih US$5 per tahun.


Jumlah ini masih di bawah Filipina yang menghabiskan US$10 per kapita per tahun untuk camilan. Padahal pendapatan per kapita Filipina, menurut Djiem, 15-20 persen di bawah Indonesia.


Ketika dibandingkan dengan negara maju seperti Singapura, masyarakatnya sudah mengonsumsi makanan ringan hingga Us$13 per orang per tahun.


"Kalau dibandingkan Filipina, konsumsi camilan Indonesia masih bisa berkembang hingga dua kali lipat, tiga tahun mendatang. Saat ini sudah senilai US$1 miliar, bisa dua kali lipat nilainya nanti," kata Djien.


Menurut Djien, beberapa faktor penyebab masih sedikitnya jumlah camilan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kurangnya pemahaman soal konsumsi camilan secara bijak, serta belum berkembangnya inovasi camilan.


Namun ia menilai, jumlah generasi milenial atau berusia di bawah 30 tahun sebesar 60 persen populasi dapat menjadi penentu perkembangan industri camilan, terutama bila dapat memenuhi dan menyesuaikan kebutuhan kelompok usia produktif ini.





0 comments

    Leave a Reply