September 30, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

INDEF: Butuh Riset dan Inovasi untuk Tingkatkan Pertanian Indonesia

IVOOX.id - Esther Sri Astuti, Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), menyampaikan pentingnya riset dan inovasi dalam menghasilkan bibit pertanian yang unggul di Indonesia.

Pernyataan tersebut dikeluarkannya sebagai tanggapan terhadap permasalahan dalam sektor pertanian yang melibatkan kekurangan pupuk, kurangnya sarana prasarana, dan minimnya bibit unggul untuk petani.

"Indonesia kurang petugas penyuluh pertanian dan kurang pupuk, kurang sarana prasarana dan teknologi pertanian. Petani juga tidak mendapat bibit unggul. Riset dan inovasi untuk menghasilkan bibit unggul sangat kurang," ungkap Esther, pada Senin (5/2/2024).

Kemudian Esther juga memberikan tanggapan terhadap penambahan anggaran sebesar Rp14 triliun oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk penyediaan pupuk bersubsidi. Meskipun diakui sebagai langkah positif, Esther mencatat bahwa tantangan di sektor pertanian melibatkan pupuk yang langka, mahal, dan kurangnya bimbingan teknis bagi petani.

"Kenapa nggak dari dulu, petani sudah lama kekurangan pupuk. Harga pupuk mahal dan langka. Mereka menanam juga tanpa bimbingan teknis dari penyuluh pertanian," ucap Esther.

Esther menggarisbawahi kebutuhan akan peningkatan jumlah petugas penyuluh pertanian dan pasokan pupuk yang lebih memadai.

Ia mencatat bahwa petani seringkali menanam tanpa panduan teknis yang memadai, yang secara langsung mempengaruhi produktivitas mereka. Selain itu, kurangnya sarana prasarana dan teknologi pertanian juga menjadi kendala yang perlu diatasi.

Meskipun Indonesia memiliki sejarah prestasi di bidang pertanian, terutama pada masa penjajahan Belanda, Esther menyatakan keprihatinannya terhadap impor berbagai komoditas pertanian.

Ia berharap adanya perhatian lebih terstruktur dan sistematis pada riset, inovasi, dan dukungan teknis untuk memajukan sektor pertanian Indonesia secara berkelanjutan.

Dalam konteks ini, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyampaikan bahwa pemerintah menyediakan pupuk subsidi sebanyak 5,2 juta ton tahun ini, dan Bapak Presiden Joko Widodo menyetujui tambahan anggaran sebesar Rp14 triliun untuk pengadaan 2,5 juta ton tambahan pupuk bersubsidi. Alokasi tersebut bertujuan untuk mencapai target pengadaan 7,7-7,8 juta ton pupuk bersubsidi tahun ini.

0 comments

    Leave a Reply