July 2, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Imbal Hasil AS dan Rupiah masih Jadi Momok bagi Pasar Obligasi Domestik

IVOOX.id, Jakarta - Masih adanya aksi jual menahan potensi pembalikan arah menguat dari pasar obligasi dalam negeri.

"Masih adanya kekhawatiran akan kembali meningkatnya imbal hasil obligasi AS yang diikuti dengan pelemahan rupiah membuat pelaku pasar masih menahan diri untuk masuk lebih agresif," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas, di Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Pelaku pasar pun cenderung kembali melakukan aksi jual. "Adanya aksi beli tipis pada beberapa seri kurang kuat mengangkat pasar obligasi dalam negeri," ujarnya.

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -0,61 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 1,71 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 0,73 bps.

Adanya aksi beli tipis pada beberapa seri membuat pergerakannya cenderung positif, terutama pada sejumlah seri obligasi acuan.

Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 99,40% memiliki imbal hasil 5,76% atau turun -0,02 bps dari sebelumnya di harga 99,33% memiliki imbal hasil 5,77%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 104,87% memiliki imbal hasil 7,043% atau naik 0,002 bps dari sehari sebelumnya di harga 104,90% memiliki imbal hasil 7,04%.

Pada Rabu (7/1/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,01 bps di level 119,73 dari sebelumnya di level 119,74.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,01 bps di level 110,49 dari sebelumnya di level 110,50.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,34% dari sebelumnya di level 6,38% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,84% dari sebelumnya di level 2,81% sehingga spread di level kisaran 349,4 bps lebih rendah dari sebelumnya 357,4 bps.

Sedangkan pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung variatif naik tipis. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA di mana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,05%-8,07%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 8,80%-8,83%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,00%-10,03%, dan pada rating BBB di kisaran 12,50%-12,85%.

Masih adanya potensi kenaikan imbal hasil olbigasi AS, kata Reza, dapat berpotensi membuat pergerakan pasar obligasi dalam negeri berpeluang kembali mengalami pelemahan. Selain itu, pergerakan rupiah yang juga masih berpotensi melemah juga dapat menahan potensi kenaikan pasar obligasi dalam negeri.

Pelaku pasar masih dimungkinkan menahan diri sembari menantikan sentimen lainnya yang dapat mengangkat pasar obligasi dan lebih selektif dalam mentransaksikan sejumlah seri obligasi.

"Diharapkan pelemahan dapat lebih terbatas sehingga dimungkinkan terjadinya rebound. Tetap mewaspadai sejumlah sentimen yang masih dapat menahan kenaikan," imbuhnya. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply