May 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Imbal Hasil AS masih Jadi Ancaman di Pasar Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Kembali melemahnya laju rupiah memberikan sentimen negatif pada pasar obligasi sehingga kembali melanjutkan pelemahannya.

Demikian disampaikan Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 1,52 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 0,28 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 1,04 bps.

Laju pasar obligasi cenderung kembali variatif melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,48% memiliki imbal hasil 5,97% atau turun -0,01 bps dari sebelumnya di harga 98,42% memiliki imbal hasil 5,99%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,30% memiliki imbal hasil 6,87% atau turun -0,39 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,50% memiliki imbal hasil 7,26%.

Pada Selasa (17/4), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,09 bps di level 118,12 dari sebelumnya di level 118,221.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,03 bps di level 109,33 dari sebelumnya di level 109,36.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,65% dari sebelumnya di level 6,63% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,83% dari sebelumnya di level 2,84% sehingga spread di level kisaran 381,9 bps lebih tinggi dari sebelumnya 378,9 bps.

Sedangkan pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali bergerak naik. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,24%-8,34%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,00%-9,02%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,02%-10,04%, dan pada rating BBB di kisaran 12,94%-12,98%.

Pelemahan masih dimungkinkan kembali terjadi seiring imbas kenaikan imbal hasil obligasi AS. "Adanya komentar dari salah satu pejabat The Fed terkait pandangannya terhadap kenaikan inflasi dalam ekonomi AS membuat imbal hasil obligasi AS cenderung meningkat," kata Reza.

Kembali diharapkan, ucap Reza, pelemahan yang terjadi dapat terbatas agar sejumlah seri obligasi dapat kembali menemukan momentum kenaikannya. "Cermati dan waspadai masih adanya berbagai sentimen yang dapat membuat laju pasar obligasi dapat kembali melemah," imbuhnya. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply