May 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

CSA Research Institute

IHSG Sepekan ke Depan Menguat, Namun Waspadai Profit Taking

IVOOX.id, Jakarta - IHSG diperkirakan sepekan ke depan (7-11 Januari 2019) akan berada di level support 6.214-6.248 dan resisten 6.294-6.327.

Hal tersebut disampaikan Reza Priyambada, Senior Advisor CSA Research Institute Asosiasi Analis Efek Indonesia (AEI), Senin (7/1) pagi ini. Menurut dia, Hammer menyentuh area upper Bollinger band. MACD cenderung meningkat dab RSI, Stochastic, and William’s %R masih bertahan di area overbought.

Reza menyatakan penguatan IHSG masih didukung oleh adanya volume beli sehingga memungkinkannya masih bergerak positif. Meski demikian, perlu diperhatikan berbagai macam sentimen yang dapat mempengaruhi IHSG terutama dari pegerakan Rupiah dan pergerakan indeks global.

"Investor tetap harus mewaspadai terhadap aksi ambl untung dan adanya rilis data-data ekonomi global," ujar Reza dalam riset mingguannya.

Menilik ke belakang terkait pergerakan IHSG pada pekan lalu, Reza menilai bahwa kondisi pasar saham pada minggu awal setelah libur Tahun Baru 2019 diliputi dengan eforia. Hal ini jamak terjadi pada minggu awal tahun baru dimana pelaku pasar masih diliputi semangat untuk memulai aktivitas trading maupun investasinya.

Di sisi lain, para pengelola dana pun juga melakukan penyesuaian portofolio di awal tahun maupun rebalancing portofolio sambil mencermati saham- saham mana yang dapat memberikan keuntungan optimal pada portofolionya. Dari hasil pengamatannya, sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil membukukan kenaikan 1,29 persen pada posisi 6.274,54. Pergerakan tersebut lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang menguat 0,50 persen.

"Adapun high level yang diraih mencapai 6.274,54 di atas sebelumnya di lebel 6.212,13 dan level terendah yang dicapai mencapai 6.164,83 dari sebelumnya 6.094,41," ulas Reza.

Meski begitu, pergerakan IHSG menuju level 6.200 bukanlah hal yang mudah dengan mencermati berbagai sentimen yang ada. Terutama jelang penutupan

akhir tahun, meski menguat namun, masih di bawah level 6.200. Sentimen dari global, terutama dari kondisi AS dimana saat itu terdapat sentimen ancaman Presiden Trump untuk melakukan government shutdown jika permintaannya pada kongres untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko tidak dipenuhi.

"Beruntungnya sentimen dari dalam negeri masih adanya optimisme pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan sejumlah berita positif dari para emiten turut membantu IHSG untuk tetap di jalur hijaunya. Tidak hanya itu, aksi beli investor asing yang tercatat sebesar Rp788,43 miliar sepanjang pekan lalu turut membantu bertahannya IHSG tersebut," papar Reza.

0 comments

    Leave a Reply