May 18, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

IHSG Alami Kenaikan 0,9% pada Awal Februari 2017

iVooxid, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan 0,9% pada periode 27 Januari 2017 hingga 3 Februari 2017 dari level 5.312 ke level 5.360. Itu karena ditopang oleh kenaikan harga saham-saham berkapitalisasi kecil. Sedangkan harga saham-saham unggulan hanya naik 0,8% sepanjang kurun waktu tersebut.

Menurut laporan tertulis Ashmore Assets Management Indonesia, Senin (06/02/2017), salah satu faktor pendorong kenaikan saham-saham berkapitalisasi keci tersebut adalah pemulihan sektor pertambangan menyusul keputusan pemerintah Filipina yang menutup kegiatan pertambangan nikel terkait aturan lingkungan.

Seperti diketahui, keputusan pemerintah Filipina untuk menutup kegiatan pertambangan nikel terkait isu lingkungan turut menambah sentimen positif di sektor pertambangan setelah Indonesia mengubah aturan ekspor nikel. Pasalnya, penutupan tambang di Filipina tersebut akan menggerus persediaan nikel global hingga 9%.

Disamping itu, faktor lainnya adalah adanya aliran dana masuk investor asing ke pasar saham Indonesia. Itu diindikasikan oleh aksi beli investor asing sebesar USD55,8 juta atau sekitar Rp743 miliar (dengan asumsi kurs sebesar Rp13.321 per USD) pada pekan lalu, setelah selama empat pekan sebelumnya mengalami aliran dana keluar dari pasar saham Indonesia.

Sedangkan di pasar obligasi, indeks obligasi turun 0,1% sepanjang pekan lalu. Padahal imbal hasil obligasi berjangka 10 tahun turun 20 basis poin. Itu artinya, aliran dana investor asing juga masuk sebesar USD 120 juta.

Pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah sentimen eksternal dan internal pada pekan lalu. Langkah Presiden AS Donald Trump yang melarang imigran dari tujuh negara direspon secara negatif oleh pasar saham Indonesia. Respon yang sama tampaknya akan muncul terhadap sejumlah agenda Trump lainnya. Disamping itu, langkah The Federal Reserve, yaitu bank sentral AS, untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 0,5-0,75% juga turut berpengaruh.

Sementara itu, pengumuman data ekonomi Indonesia dimana laju inflasi pada Januari 2017 sebesar 0,97% juga memberikan sentimen di pasar saham. Kenaikan inflasi itu didorong oleh kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah, yakni tarif listrik.

Indeks sektor pertambangan pada pekan lalu menopang kenaikan IHSG. Tren kenaikan harga komoditas terutama pertambangan menjadi sentiemn positif yang akan menopang kinerja saham-saham pertambangan kedepan. Sedangkan indeks sektor konsumer merupakan satu-satunya indeks sektoral yang mengalami penurunan pada pekan lalu.

Investor tampaknya masih akan terus mengukur implikasi atas kebijakan pemerintah Trump terhadap perekonomian Indonesia. Di tengah tingkat volatilitas yang tinggi tersebut, maka saham-saham yang berkarakter defensif dapat menjadi pilihan bagi investor untuk diakumulasi pada saat-saat seperti ini.

Meski demikian, tingginya laju inflasi masih akan menjadi risiko terbesar yang dihadapi Indonesia pada tahun ini. Kenaikan harga komoditas dan harga-harga lainnya yang diatur pemerintah dapat menjadi faktor pendorong kenaikan inflasi. Pemerintah memprediksi inflasi 4-5%. Inflasi yang berisiko tinggi ini terlihat dari tingginya laju inflasi pada Januari sebesar 0,97%.

Jika laju inflasi tidak dikendalikan dan tetap tinggi, maka pasar obligasi atau surat utang yang paling terkena dampaknya. Pasalnya, tingginya laju inflasi akan menggerus imbal hasil Indonesia. Jika ketidakpastian makin tinggi dan investor meminta imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, maka imbal hasil obligasi Indonesia akan terus meningkat.[abr]

0 comments

    Leave a Reply