Holding Penerbangan Mesti Kompetitif
IVOOX.id, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik usul Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait dengan pembentukan holding penerbangan. Dengan catatan, semua anggota holding harus mampu berdaya saing dan memiliki kinerja baik. Tidak boleh ada satu perusahaan pun yang tidak kompetitif sehingga hanya mengandalkan saudara-saudara atau induk holding tersebut.
“Dengan bergabung, semua harus bisa memberi kontribusi untuk memajukan industri penerbangan. Jadi holding ini jangan untuk menutupi perusahaan yang tidak punya daya saing,” ujar Budi Karya di Jakarta, kemarin.
Ia mengatakan pihaknya masih akan mempelajari usul tersebut secara terperinci. “Kami akan lihat dulu detail-detailnya. Saya akan sampaikan catatan-catatan bila diperlukan,” ucapnya.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji pembuatan holding BUMN penerbangan.
Nantinya, kata dia, holding ini akan membawahkan operator bandara dan maskapai. “Kita analisis sekarang perusahaan membuat perusahaan holding yang membawahkan Angkasa Pura (AP) I dan AP II dan juga seperti operasi transport yang lain seperti Garuda (Indonesia). Nanti ada holding-nya. Sekarang kan sudah ada holding tambang Inalum, nanti ada holding-nya,” katanya saat ditemui di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pekan lalu.
Diproyeksikan, PT Survai Udara Penas yang akan menjadi induk perusahaan membawahkan sejumlah perusahaan lainnya. Dengan adanya holding penerbangan, diharapkan akan tercipta efisiensi dan nilai tambah yang lebih besar kepada perusahaan.
Untuk menindaklanjuti rencana itu, Budi Karya mengaku akan mengumpulkan pihak-pihak terkait untuk dimintai pendapat. “Hari ini saya akan bahas tentang itu dan saya akan minta pendapat teman-teman. Prinsipnya saya dukung.
Dalam menanggapi rencana tersebut, Corporate Communication Department Head Angkasa Pura I Awaluddin mengatakan pihaknya akan mengikuti rencana pemerintah sebagai regulator.
“Setiap inisiasi kan harus dijalankan. Terkait holding, itu memang dalam proses pelaksanaan tim pokja. Tapi lebih tepatnya, domain ini ada di Kementerian BUMN,” ucap Awaluddin.
Bandara Kertajati
Dalam kesempatan itu, Menhub juga berbicara mengenai progres Bandara Kertajati. Dia mengungkapkan upaya yang akan dilakukan pemerintah untuk mendatangkan keuntungan di Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut. Seperti diketahui, bandara ini kerap menjadi sorotan lantaran sampai saat ini masih tampak sepi.
Menurut rencana, kata Menhub, penerbangan domestik jarak jauh terutama luar Pulau Jawa dan luar negeri akan dipindahkan seluruhnya ke Bandara Kertajati. Untuk penerbangan jarak dekat seperti Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan kota-kota lain di Jawa akan tetap berada di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. “Idenya seperti itu, nah akan maksimal kalau bandara sudah selesai,” katanya.
Selain menghubungkan penerbangan domestik jarak jauh dan luar negeri, Bandara Kertajati juga akan dijadikan pusat umrah dan haji serta pusat logistik Jawa Barat. Sebagai langkah konkret, kini dia tengah berkordinasi dengan Kementerian Agama serta pihak maskapai.
Apabila program itu berhasil, Budi optimistis Bandara Kertajati akan mendatangkan keuntungan besar, khususnya di bidang logistik. “Ketiga hal ini, 5 tahun mendatang apabila berjalan baik, Bandara Kertajati adalah satu bandara yang menguntungkan,” jelasnya
0 comments