Hasil Survei SMRC: Cuma 25 Persen Pemilih PKB yang Dukung Prabowo Jadi Presiden, Terbanyak Pilih Ganjar
IVOOX.id, Jakarta - Kedekatan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terlihat beberapa waktu lalu. Keduanya datang bersama ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendaftarkan partai mereka, Partai Gerindra dan PKB.
Kedatangan dua ketua umum partai ke KPU bersama tentu menimbulkan spekulasi jika keduanya akan maju sebagai pasangan politik di Pilpres 2024.
Namun apakah duet Prabowo dengan Cak Imin bisa menjadi pasangan capres dan cawapres yang tepat?
Hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) mengungkap fakta mengejutkan. Survei ini berusaha menguak apakah Prabowo merupakan sosok yang diinginkan pemilih PKB.
Hasilnya, ternyata hanya sebanyak 22 persen pemilih PKB yang menginginkan Prabowo untuk menjadi presiden dalam Pilpres 2024. Jumlah itu jauh lebih sedikit dari Ganjar Pranowo, yang diinginkan 40,7 persen pemilih PKB untuk jadi presiden.
Sementara itu, sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan 16,5 persen suara dari pemilih PKB dalam survei yang dilakukan SMRC.
“Survei SMRC bulan Mei 2022, menunjukkan bahwa dari total pemilih PKB, 40,7 persen menginginkan Ganjar Pranowo sebagai presiden," demikian bunyi hasil rilis survei SMRC yang diterima redaksi, Jumat (12/8/2022).
"Yang mendukung Prabowo 22 persen dan Anies Baswedan 16,5 persen,” lanjut hasil rilis survei tersebut.
Pendiri SMRC, Saiful Mujani pun menjelaskan mengapa banyak pemilih penjelasan PKB yang ingin Ganjar menjadi presiden ketimbang Prabowo. Menurutnya, ini hal tersebut karena berkaitan dengan faktor sosiologis.
“Ini wajar karena secara sosiologis pemilih PKB dan Ganjar dekat. Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah basis utama massa pemilih PKB dan wilayah itu pula yang menjadi basis pendukung Ganjar,” jelas Saiful dalam keterangan rilis tersebut.
Saiful juga menilai ada kemungkinan target lain dari koalisi dua partai tersebut, dibanding hanya sekadar jadi capres dan cawapres.
“Ada target lain yang bisa dicapai melalui koalisi itu. Tidak hanya secara harfiah koalisi capres dan cawapresnya, bukan hanya untuk menang menjadi pasangan presiden dan wakil presiden," katanya.
"Itu terlalu sederhana kita melihat makna di balik rencana koalisi itu sendiri," lanjut ilmuan politik lulusan Ohio State University, Amerika Serikat ini.
Sebagai informasi, survei SMRC dilakukan secara tatap muka pada 10-17 Mei 2022. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu kemudian dipilih secara random atau stratified multistage random sampling sebanyak 1220 responden.
Response rate atau responden yang dapat diwawancarai secara valid tercatat sebesar 1060 atau 87 persen. Sebanyak 1060 responden tersebut lantas yang dianalisis.
Sedangkan margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,07 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.

0 comments