April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Hari ini, Tim Pengembangan Pasar Surat Utang Luncurkan KBSUN

iVOOXid, Jakarta - Tim Pengembangan Pasar Surat Utang (TPPSU) meluncurkan Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) atau Indonesia Government Bond Futures, yaitu sebuah instrumen investasi baru di Pasar Modal Indonesia.

“KBSUN ini adalah instrumen investasi tambahan yang bersifat lindung nilai bagi perbankan, reksa dana, investor institusional, dana pensiun, dan perusahaan asuransi yang berfungsi untuk menjaga risiko investasi Surat Utang Negara (SUN),” ujar Alpino Kianjaya, Direktur BEI di bidang Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, di Jakarta, Senin (08/05/2017).

Adapun TPPSU selaku penerbit KBSUN tersebut terdiri dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR – Kemenkeu), Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI).

Alpino menuturkan, pada pelaksanaan tahap awal ini, aset dasar yang akan digunakan dalam produk investasi KBSUN ini adalah SUN dengan seri acuan (benchmark) 5 tahun dan SUN dengan seri acuan 10 tahun. “Kami berharap KBSUN ini dapat menjadi sarana lindung nilai bagi investor yang ingin melindungi portofolio mereka di pasar surat utang dari kenaikan yield atau penurunan harga,” tukas Alpino.

Disamping itu, demikian Alpino, peluncuran KBSUN juga bertujuan untuk menambah keragaman produk investasi di pasar modal Indonesia dan meningkatkan likuiditas pasar surat utang. KBSUN juga memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan lindung nilai atau mengelola risiko inheren pada portofolio mereka.

“Manajer portofolio juga dapat memperoleh manfaat dari produk ini. Mereka dapat menggunakan KBSUN untuk menaikkan atau menurunkan total modified duration pada portofolio karena pergerakan paralel suku bunga akan memiliki dampak yang kecil terhadap nilai portofolio,” papar Alpino.

Seperti diketahui, nilai outstanding Surat Utang yang tercatat di BEI per Maret 2017 mencapai Rp2.216 triliun. Itu terdiri dari 85,33% Surat Berharga Negara dan 14,62% obligasi korporasi. Seiring dengan perkembangan pasar obligasi atau surat utang di Indonesia, maka sektor perbankan, reksa dana, investor institusional, dana pensiun, dan perusahaan asuransi menanggung porsi besar dari risiko tingkat suku bunga atas investasi mereka di obligasi atau surat utang.

Peluncuran KBSUN ini juga didukung oleh Anggota Bursa Derivatif yang telah mempersiapkan sarana dan prasarana guna mendukung perdagangan KBSUN. Anggota Bursa yang berpartisipasi adalah Binaartha Sekuritas, Henan Putihrai Sekuritas, Nikko Sekuritas Indonesia, Pacific 2000 Sekuritas, RHB Sekuritas Indonesia, Trimegah Sekuritas Indonesia, Universal Broker Sekuritas Indonesia, dan Valbury Sekuritas Indonesia.

Peluncuran produk ini juga telah didukung dengan diterbitkannya aturan yang mengatur perdagangan, serta peraturan kliring dan penjaminannya yang telah disetujui oleh OJK. Adapun terkait dengan perdagangan KBSUN, BEI dan KPEI akan menggunakan existing system yaitu JATS Next-G Multimarket dan Sistem Kliring Derivatif (SKD) dan Standard Portfolio Analysis of Risk (SPAN) yang dapat melakukan proses kliring dan manajemen risiko secara realtime terhadap produk kontrak berjangka ini. Sedangkan informasi harga asset dasar disediakan melalui website PHEI (Indonesia Bonds Price Agency/IBPA)

Ke depan, KBSUN juga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia sehingga dapat mendukung peningkatan nilai transaksi, jumlah investor, dan peningkatan daya tahan Pasar Modal Indonesia terhadap volatilitas pasar global di masa depan.[abr]

0 comments

    Leave a Reply