October 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Harga Minyak Sedikit Turun Karena OPEC+ Gagal Sepakat

IVOOX.id, New York - Harga minyak sedikit turun pada hari Jumat setelah para menteri OPEC+ menunda pertemuan kebijakan produksi, dengan sumber mengatakan Uni Emirat Arab menolak keras proposal yang termasuk meningkatkan pasokan sebesar 2 juta barel per hari (bph) pada akhir tahun.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+ kecuali Uni Emirat Arab menyetujui pelonggaran pemotongan dan perpanjangannya hingga akhir tahun depan, menurut Reuters mengutip sumber OPEC+. UEA mengatakan perpanjangan itu bersyarat untuk merevisi produksi dasarnya, Reuters melaporkan.

Para menteri OPEC+ mengakhiri pertemuan Jumat tanpa kesepakatan dan mereka akan bertemu lagi pada hari Senin mengenai kebijakan produksi minyak, Brian Sullivan dari CNBC melaporkan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 7 sen lebih rendah pada $75,16 per barel, setelah melonjak 2,4% pada hari Kamis untuk ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2018.

Minyak mentah berjangka Brent tidak berubah pada $75,84 per barel, setelah naik 1,6% pada hari Kamis.

"Kami dalam mode tunggu dan lihat di sini dengan OPEC," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York. “Kita harus melihat di mana Saudi ingin keluar dalam hal menyatukan kelompok itu.”

Kedua kontrak patokan naik pada hari Kamis setelah sumber OPEC+ mengatakan kelompok itu bertujuan untuk menaikkan produksi kurang dari yang diharapkan dan mundur ketika UEA menentang proposal tersebut, yang juga termasuk memperpanjang pakta produksi hingga akhir 2022.

"Jika aliansi retak dan pecah ... pasar minyak bisa jatuh ke dalam kejatuhan harga yang sangat mirip dengan yang disaksikan ketika Rusia 'meninggalkan' OPEC+ pada pertemuan Maret 2020 dan memicu perang harga," kata Louise Dickson, analis pasar minyak di Rystad Energi

WTI berada di jalur untuk kenaikan 1,3% untuk minggu ini, dengan pasar minyak mentah AS diperkirakan akan mengetat karena peningkatan kilang untuk memenuhi permintaan bensin yang pulih.

Brent menuju penurunan 0,5% pada minggu ini, mencerminkan kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar di beberapa bagian Asia di mana kasus varian Delta COVID-19 yang sangat menular melonjak.

Analis Citi mengatakan mereka tidak memperkirakan WTI akan naik ke premium untuk Brent karena mereka memperkirakan produksi minyak AS akan meningkat pada akhir 2021 dan tumbuh lebih jauh pada 2022.(CNBC)


0 comments

    Leave a Reply