April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Harga CPO Diprediksi Masih Tertekan Penguatan Kurs Ringgit

IVOOX.id, Jakarta – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berpotensi tertekan pada perdagangan Kamis (18/01/2018) menyusul penguatan kurs ringgit Malaysia (RM) serta penurunan permintaan CPO.

Harga CPO untuk pengiriman April 2018 di Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 1,2% ke posisi RM2.487 per ton. Sebelumnya harga CPO Malaysia tersebut sempat anjlok ke level terendah RM2.471 per ton pada 26 Desember 2017.

Harga CPO mengalami penurunan pada perdagangan hari ini karena penurunan permintaan. Kondisi itu mengakibatkan cadangan CPO Malaysia hingga kini tetap tinggi.

Menurut Faisyal, analis pasar derivatif PT Monex Investindo Futures, penurunan harga CPO saat ini diupayakan agar tidak menyentuh level RM2.450 per ton. Pasalnya, jika level tersebut sudah tertembus, maka harga CPO akan terus meluncur turun ke posisi RM2.410 per ton.

“Akan tetapi, jika harga CPO dapat bergerak setahap-demi setahap hingga mencapai RM2.500 per ton, maka harga CPO selanjutnya diperkirakan dapat menyentuh RM2.535 per ton,” papar Faisyal di Jakarta, Kamis (18/01/18).

Faisyal juga berpendapat, penguatan Ringgit berpotensi memangkas permintaan sehingga kondisi itu memposisikan CPO menjadi tidak berada di level yang kompetitif lagi. Penguatan Ringgit tersebut mengakibatkan harga minyak nabati tersebut menjadi mahal bagi pemilik mata uang lainnya.

Pada pukul 11:35 WIB, kurs ringgit Malaysia menguat 0,1% ke posisi 3.958 per dolar AS..

Sementara itu, cadangan CPO Malaysia naik menjadi 2,7 juta ton per akhir Desember 2017, naik 7% dibandingkan bulan sebelumnya seiring dengan melemahnya permintaan. Itu adalah total cadangan CPO tertinggi Malaysia sepanjang lebih dari dua tahun terakhir.

Perusahaan kargo Intertek Testing Services melaporkan bahwa ekspor Malaysia terpangkas 7,4% pada pertengahan Januari 2018 ini dibandingkan pertengahan bulan sebelumnya. Sementara itu, Generale de Surveillance juga melaporkan terjadinya penurunan tersebut sebesar 2,8%.

“Sementara itu, sentimen negatif lainnya yang membebani harga CPO adalah munculnya kecemasan di pasar menjelasng voting pembatasan impor minyak sawit yang dilakukan Uni Eropa,” pungkas Faisyal.[abr]

0 comments

    Leave a Reply