October 2, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Hadapi Peru di Semifinal, Chile Bertekad Ukir Sejarah di Pentas Copa America

 

IVOOX.id, Porto Alegre - Sepanjang sejarah Copa America, hanya Argentina yang pernah membukukan raihan juara tiga kali secara beruntun pada 1945, 1946 dan 1947, ketika itu turnamen masih bernama Kejuaraan Amerika Selatan dan digelar dalam format round-robin.

68 tahun berselang setelah Argentina mencapai hal itu dan menambah total koleksi trofi Copa America menjadi 14 kali dan turnamen itu memasuki usia 99 tahun, Chile, baru meraih gelar juara mereka pada 2015.

Setahun berselang, dalam edisi spesial satu abad dan trofi spesial, Chile memenanginya lagi dan kini mereka berpeluang menjadi negara kedua yang pernah menjadi juara tri-runtun Copa America. Mereka hanya dua langkah jaraknya menuju catatan bersejarah tersebut.

Meski berstatus juara bertahan dua edisi, Chile bukan menjadi unggulan paling utama dalam Copa America 2019. Tuan rumah Brasil lah unggulan utamanya, disusul Argentina, Uruguay, Kolombia, dan baru Chile, demikian bursa taruhan di rumah-rumah judi.

Juara bertahan dua edisi beruntun hanya dijagokan sebagai unggulan kelima, walaupun jika menilik penampilan para bintangnya di level klub hal itu tidak terlalu mengejutkan. Namun, kompetisi timnas akan selalu berbeda dengan kompetisi klub. Jika tak percaya, tanyakan kepada Lionel Messi.

Di Brasil, Chile tetap tenang. Memainkan apa yang sempat mereka perlihatkan di dua edisi sebelumnya, level konsentrasi yang tenang. La Roja menelan kekalahan tipis dari Uruguay dalam fase penyisihan grup, namun tim yang lebih diunggulkan itu justru disingkirkan oleh Peru, lawan yang bakal mereka hadapi di babak semifinal. Chile di waktu bersamaan menyingkirkan Kolombia dari perempat final. Dalam satu waktu, Chile melompati dua tim yang tadinya lebih diunggulkan dalam bursa calon juara.

Posisi Chile kembali naik, ketika Argentina menelan kekalahan dalam laga semifinal yang berlangsung lebih awal oleh tuan rumah Brasil. Praktis, Chile kini hanya punya satu tugas yakni mengatasi Brasil di partai final nanti agar bukan cuma melompati pesaingnya di bursa juara tetapi jadi juara sungguhan.

Namun, sebelum itu semua, tugas yang lebih penting bagi Chile saat ini adalah tidak membiarkan diri mereka terlena ketika menghadapi Peru dalam pertandingan semifinal di Stadion Gremio Arena, Porto Alegre, pada Rabu malam setempat atau Kamis (4/7) pagi WIB.

Gelandang Chile, Arturo Vidal, yang turut membantu Chile memenangi Copa America 2015 dan 2016 menegaskan timnya ingin meninggalkan warisan besar dalam sepak bola negaranya. "Kami ingin meninggalkan catatan emas sebagai juara ketiga kali secara beruntun, itu mimpi kami," kata Vidal dilansir AFP baru-baru ini.

Di atas kertas, Peru bukanlah lawan sepadan bagi Chile. Namun, Uruguay juga mungkin berpikir demikian di babak perempat final, sebelum mendapati mereka kesulitan menembus pertahanan Peru dan ketika akhirnya bisa mencetak gol tiga kali VAR menganulirnya. Uruguay berakhir takluk di tangan Peru lewat adu penalti.

Sekali lagi, di atas kertas Chile jauh lebih unggul dibandingkan Peru ditilik dari segi apapun, baik itu rekam jejak masa lalu maupun penampilan di Brasil sepanjang turnamen kali ini. Peru juga adalah tim yang dilewati Chile di babak semifinal pada edisi 2015, ketika mereka akhirnya menjadi juara.

Vidal meyakini Chile harus tampil sempurna untuk bisa mengalahkan Peru di semifinal, namun sembari lawannya itu seperti Kolombia, gelandang Barcelona itu menyiratkan optimisme bisa meraih kemenangan. “Kami harus memainkan penampilan sempurna, menang dengan penuh wibawa. Peru punya kerja sama tim yang baik, bermain dengan bagus, mirip seperti Kolombia," katanya.

Jika melewati Peru, satu langkah lagi diambil Chile sebelum kemudian bersiap menghadapi Brasil demi langkah pamungkas mereka meraih juara tri-runtun. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply