April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Hadapi Parma, Ronaldo Berburu Gol Pertama di Serie A Italia

 

IVOOX.id, Milan – Bintang anyar Juventus, Cristiano Ronaldo, bakal kembali berusaha untuk mencetak gol perdananya di Serie A Italia, dan Inter Milan akan berusaha mencatatkan kemenangan perdananya di liga musim ini pada pertandingan-pertandingan Liga Italia yang dimainkan pada akhir pekan ini.

Ronaldo menambahi hadiah lain di koleksinya pada Selasa lalu ketika sepakan saltonya untuk Real Madrid ke gawang Juventus pada April membuat ia memenangi penghargaan gol terbaik UEFA musim lalu.

Gol itu juga membuat dirinya disambut standing ovation dari para penggemar Juventus di akhir pertandingan, dan Ronaldo belakangan berkata bahwa reaksi mereka sedikit mempengaruhi keputusannya untuk bergabung dengan klub Turin itu pada langkah yang mengejutkan banyak orang pada Juli lalu.

Bagaimanapun, pemain 33 tahun itu mungkin akan melakukan "tap-in" atau penalti untuk mengukir jejak di klub barunya ketika mereka mengunjungi tim promosi Parma pada Sabtu (1/9) besok.

Dengan fakta bahwa Ronaldo mencetak 311 gol dari 292 pertandingan Liga Spanyol untuk Real Madrid, dua pertandingan tanpa sumbangan gol untuk Juventus mulai terasa seperti puasa -- dan kegagalannya untuk mencetak gol jelas bukan sesuatu yang diinginkan para penggemar.

Peluang-peluang Ronaldo digagalkan kiper Chievo Stefano Sorrentino yang tampil brilian pada pertandingan pembukaannya, yang dimenangi Juventus dengan skor 3-2, dan ia kembali gagal mengemas gol saat berhadapan dnegan kiper Lazio Thomas Strakosha saat mereka menang 2-0 Sabtu silam.

Ia juga menyia-nyiakan peluang bagus untuk mencetak gol di pertandingan itu, namun ia justru memberikan assist untuk diselesaikan Mario Mandzukic.

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri mengatakan Ronaldo hanya memerlukan lebih banyak waktu. “"Ia cerdas dan memahami bahwa sepak bola Italia berbeda dengan yang di Spanyol," tuturnya. "Saya tahu semua orang menantikan gol perdananya... Saya senang dengan cara ia menyesuaikan diri."

Parma pernah berada di divisi keempat dan telah kembali ke strata tertinggi sejak mereka menang 1-0 atas Juventus ketika kedua tim terakhir kali bertemu pada 2015. Tidak lama setelah kemenangan itu, Parma terdegradasi dan didepak dari liga setelah dinyatakan bangkrut.

Sebagaimana yang sering terjadi di sepak bola Italia, mereka dengan cepat membentuk ulang tim, diterima untuk bermain di strata keempat dan mampu promosi tiga kali secara beruntun untuk segera kembali ke Liga Italia.

Juventus, Napoli, dan tim kejutan SPAL merupakan tim-tim yang mengoleksi enam poin setelah dua pertandingan, sedangkan Inter, yang sempat disebut-sebut sebagai kandidat juara sebelum musim dimulai, mendapati diri hanya memiliki satu poin setelah menjalani start buruk.

Menyusul kekalahan 0-1 di markas Sassuolo pada pertandingan permbukaan mereka, mereka menyia-nyiakan keunggulan 2-0 saat turun minum atas Torino pada Minggu lalu untuk kemudian ditahan imbang 2-2, memicu pelatih Luciano Spalletti untuk berkomentar bahwa kelemahan psikologis yang mereka miliki musim lalu masih belum hilang.

"Momen-momen itu merupakan karakter Inter dalam beberapa tahun terakhir," ucap Spalletti. "Itu juga terjadi musim lalu. Untuk bertahan di level tertentu maka kami masih harus membangun tipe mentalitas yang spesifik. Untuk memenangi setiap pertandingan tidak mudah, dan kami harus mengambil beberapa langkah ke depan. Sudah jelas bahwa realitanya tim kesulitan dengan tekanan." (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply