April 27, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

GWM Dilonggarkan BI, Likuiditas Bank Mandiri Bertambah Rp4 Triliun

IVOOX.id, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapat tambahan likuiditas yang bisa disalurkan menjadi kredit senilai Rp4 triliun setelah Bank Indonesia (BI) melonggarkan rasio kewajiban penyimpanan dana terhadap Dana Pihak Ketiga atau Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 0,5 persen menjadi enam persen per 1 Juli 2019.

"Gara-gara GWM turun, dana kami bisa bertambah Rp4 triliun. Kami tidak perlu simpan di BI dan akan jadi uang tunai, bisa kami salurkan jadi kredit," ujar Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/7).

Bank Sentral mulai 1 Juli 2019 melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas rasio GWM rupiah hingga 50 basis poin (0,5 persen) untuk bank umum dan bank syariah.

Hal itu menjadi "kompensasi" setelah BI masih menahan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar enam persen. Sebelumnya, BI juga menerapkan relaksasi dengan perhitungan rata-rata GWM (GWM Averaging) dalam setahun terakhir.

Panji mengatakan penurunan GWM itu akan menambah kemampuan likuiditas bank. Bank Indonesia mengestimasi akan terdapat tambahan likuditas terhadap industri perbankan secara keseluruhan senilai Rp25 triliun.

"Kami tidak ada masalah di likuiditas. Penurunan GWM juga tambah likuiditas Rp4 triliun dan ditambah instrumen non-konvensional seperti instrumen di pasar modal," ujar dia, dikutip Antara.

Meskipun demikian, Panji tidak membantah jika pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri kurang begitu menggembirakan di kuartal I 2019.

Merujuk pada laporan keuangan perseroan, DPK bank berlogo pita emas ini cuma tumbuh 7,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp827,8 triliun, sedangkan kredit naik 12,4 persen (yoy) menjadi Rp790,5 triliun pada kuartal I 2019.

Namun Panji mengatakan masih terdapat sumber pendanaan dari instrumen non-konvensional seperti instrumen utang di pasar modal sehingga likuiditas memadai. DPK pun diyakininya akan lebih baik dan menggeliat di kuartal II 2019,

"Peringkat kami dari lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P's) juga naik. Jika kami butuh, kami bisa saja masuk ke pasar. Itu kalau butuh lagi," ujar dia.

Adapun di kuartal I 2019, Bank Mandiri mengantongi laba bersih sebesar Rp 7,2 triliun atau tumbuh 23,4 persen (yoy) dibandingkan kuartal I-2018 dengan raihan laba sebesar Rp5,9 triliun.

Penopang utama pertumbuhan laba Bank Mandiri pada paruh pertama tahun ini adalah pendapatan bunga yang tumbuh sebesar 15,05 persen (yoy) menjadi Rp 22,0 triliun.

0 comments

    Leave a Reply