Google Dorong Masyarakat Indonesia "Kepo", Tapi Positif
IVOOX.id, Jakarta - Google Indonesia ingin mendorong masyarakat Indonesia untuk "kepo" atau ingin tahu akan hal-hal positif melalui inisiatif #Kepositif.
Diharapkan, inisiatif ini bisa mendorong semangat untuk mengulik, memahami, hingga menginspirasi untuk mengambil langkah dan membawa perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Di Google kami terus berinovasi untuk mempermudah pencarian. Misal, dari yang tadinya hanya bisa mencari dengan teks, sekarang bisa pakai suara atau kamera ponsel. Kenapa? Karena kami percaya dua hal. Pertama bahwa setiap pertanyaan pasti ada jawaban asal mau kita cari. Kedua bahwa ada kekuatan dibalik sebuah pertanyaan," kata Head of Consumer Marketing, Google Indonesia, Fida Heyder, melalui keterangannya, dikutip pada Minggu.
"Pencarian yang iseng hari ini, bisa menentukan hari esok apabila didorong oleh rasa ingin tahu dan semangat perubahan," imbuhnya.
“Apa artinya…?”, “siapa…?”, atau “bagaimana caranya...?”, adalah segelintir dari pertanyaan yang dimiliki masyarakat sekaligus pengguna internet setiap harinya.
Orang menuju ke Google dengan segala macam pertanyaan dan keingintahuan. Di antara triliunan pencarian di Google di seluruh dunia setiap tahunnya, paling tidak, 15 persen kueri/ kata kunci yang diproses adalah kueri/ kata kunci yang baru setiap harinya.
Baik itu mencari kabar terkini tentang suatu berita yang sedang ramai diperbincangkan hingga panduan langkah demi langkah tentang soal matematika, atau visual 3D anatomi manusia untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Sementara itu, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Dunia tanggal 5 Juni, #Kepositif berbagi cerita tentang Melati Wijsen, seorang remaja yang semangat aktivisme dan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup diawali dari sebuah keresahan akan meningkatnya sampah plastik yang mengotori pantai di sekitar tempat ia tinggal dan rasa penasaran akan dampak dari sampah plastik bagi lingkungan.
Bermodal keingintahuan dan ngulik di Google Search, Melati dan adiknya menginisiasi "Bye Bye Plastic Bags" atau Gerakan Selamat Tinggal Kantong Plastik dan bertekad untuk membebaskan Bali dari ancaman penggunaan kantong plastik.
Kegigihan Melati dan dukungan masyarakat berhasil mendorong pemerintah daerah Bali untuk mengeluarkan larangan penggunaan kantong dan sedotan plastik di tahun 2019. Cerita Melati adalah kisah nyata bagaimana sebuah rasa ingin tahu dapat menginspirasi suatu gerakan nyata dan membawa perubahan.
Kisah inspiratif Melati sebelumnya diceritakan melalui tayangan langsung Google Indonesia pada Sabtu (5/6).(Antara)
0 comments