March 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Gerakan Nasional Pemulihan DAS, Sehatkan DAS Sejahterakan Masyarakat

IVOOX.id, Purwakarta — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sabtu, 29 Desember 2018. Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional pada tahun 2018 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena tahun ini HMPI dilebur, disatukan dengan pencanangan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GN PDAS). Acara Pencanangan GNPDAS ini mengambil tempat di Persemaian Permanen Purwakarta, Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang. Acara Pencanangan GN PDAS ini berlangsung selama 2 hari, yaitu tanggal 28-29 Desember 2018.


Peleburan kegiatan ini sebagai upaya lebih komprehensif dari pemerintah dalam melakukan rehabilitasi lahan, yaitu dengan mengembalikan kesehatan Daerah Aliran Sungai (DAS), khususnya memulihkan kerusakan yang banyak terjadi di Daerah Tangkapan Air (DTA) atau bagian hulu sebuah DAS.


Banyak bagian hulu DAS berupa lahan kritis atau tidak tertutup vegetasi akibat perilaku manusia seperti penebangan pohon ilegal atau penggunaan lereng-lereng bukit untuk kegiatan pertanian semusim. Hal ini menyebabkan fungsi hidrologi DAS, yaitu kemampuan menyerap dan menyimpan dan mengalirkan air menjadi menurun, sehingga bencana hidrologis seperti tanah longsor, banjir dan kekeringan yang merugikan masyarakat dapat lebih mudah terjadi.


“Indikator dari sebuah DAS yang sehat ialah, tersedianya air dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk berbagai keperluan, terjaganya kesuburan tanah dan produktifitas lahan, serta berkurangnya bencana-bencana hidrologis seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan. Semua ini adalah prasyarat untuk masyarakat yang sejahtera. Oleh karenanya bila DAS sehat, maka masyarakat yang hidup di DAS tersebut akan sejahtera,” ujar Menteri LHK, Siti Nurbaya dalam arahannya pada kegiatan pencanangan ini yang mengambil tema “DAS Sehat, Sejahterakan Rakyat”


Menteri Siti menekankan bahwa peran manusia sangat vital dalam menjaga DAS tetap sehat dan berfungsi baik. Hal ini menurutnya karena rusaknya DAS dominan disebabkan akibat perilaku buruk manusia terhadap alam. DAS merupakan wadah atau ekosistem dimana seluruh aktifitas manusia berada dengan segala dinamikanya. Untuk itu Menteri Siti mengajak masyarakat untuk memperhatikan intervensi-intervensi yang manusia lakukan terhadap alam khususnya DAS, agar kesetimbangan sistem ekologis yang ada tetap terjaga.


Lebih jauh dijelaskan bahwa setiap tahun akibat bencana hidroorologis yang terjadi menyebabkan petani merugi karena gagal panen, jatuhnya korban jiwa, rusaknya infrastruktur, kerugian finansial hingga ratusan milyar rupiah, dan bahkan menjadi penyebab penurunan kenyamanan dan kualitas hidup manusia yang tentunya bisa berdampak jangka panjang bagi kualitas generasi manusia Indonesia kedepan.


Oleh karenanya Menteri Siti berpesan kesehatan DAS harus dijaga dengan perspektif yang lebih luas yaitu pengelolaan DAS secara terpadu. Tidak hanya cukup dengan menanam pohon saja, namun juga harus memastikan terbentuknya tutupan vegetasi hutan terutama pada DTA atau wilayah hulu sebuah DAS. Selain itu pembangunan-pembangunan sarana fisik pencegah erosi-sedimentasi juga harus terus diperbanyak.


Faktor lain yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemulihan DAS adalah keterlibatan multipihak dan kekompakan antar stakeholder yang terkait dengan pengelolaan DAS.


“Paling penting dalam Pemulihan DAS adalah bagaimana melibatkan multipihak dan pemanfaatan teknologi, dan bagaiman itu bisa kita monitor dengan baik,” ungkap Menteri Siti.


Sementara itu Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL), Ida Bagus Putera Parthama menyatakan bahwa acara GNPDAS merupakan reorientasi gerakan rehabilitasi lahan dari sekedar fokus pada upaya penanaman menjadi fokus pada pemulihan DAS sebagai sebuah ekosistem.


“Dulu untuk rehabilitasi lahan kita hanya fokus pada kegiatan menanam, sekarang kita reorientasi menjadi kegiatan pemulihan DAS, kegiatan menanam pohon tetap ada, namun menjadi bagian dari upaya lebih besar yaitu di pemulihan DAS,” ujar Putera.


Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sangat mendukung upaya pemulihan kondisi DAS dengan Pencanangan GNPDAS yang dilakukan oleh KLHK. Dirinya mengakui bahwa wilayah Jawa Barat memiliki DAS-DAS yang tidak terlalu baik kondisinya.


“Banyak kerusakan alam di DAS-DAS yang ada di Jawa Barat. Dari 41 DAS di Jawa Barat, hanya 8 yang punya tutupan diatas 30%,” ujar Ridwan Kamil.


Ridwan Kamil pun menyatakan siap untuk memperbanyak membangun persemaian-persemaian bibit di Jawa Barat, untuk membantu mencapai target rehabilitasi lahan kritis khususnya di Jawa Barat.


Dalam rencana kerja tahun 2019 ini, upaya pemulihan DAS telah direncanakan oleh KLHK, yaitu dengan target luasan sekitar 230 ribu hektar. Lokasi telah diprioritaskan pada DTA dari dam atau bendungan (ada 65 dam prioritas), daerah rawan bencana hidrologi (longsor, banjir), serta DAS dan danau yang sangat prioritas dan mendesak untuk direhabilitasi. Dengan fokus pada lokasi-lokasi prioritas ini, maka sumberdaya dan dana yang terbatas diharapkan akan lebih memberikan hasil nyata dan dampak signifikan sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi.


Pada acara pencanangan GNPDAS ini juga diserahkan penghargaan kepada perorangan, lembaga dan kelompok yang selama ini turut aktif dalam pemulihan DAS dan pengelolaan DAS. Pemenang penghargaan adalah sebagai berikut:


1. Kategori forum DAS Progresif diberikan kepada Forum DAS Bangka Belitung

2. Kategori Perintis Penggalang DAS Lintas Negara diberikan kepada Dr. Ir. Ludji Michael Riwu Kaho, M.Si

3. Kategori Inspirator Rehabilitasi DAS Hutan Lindung Gambut diberikan kepada PT. Transportasi Gas Indonesia.

4. Kategori Inovator Sistem Aplikasi Lingkungan berbasis Smartphone diberikan kepada PT Aqua Danone

5. Kategori Kelompok Pelestari Hutan Mangrove diberikan kepada Kelompok Masyarakat Belawan Sitanam Sumatera Utara

6. Kategori Wanita Pelopor Reboisasi diberikan kepada Ibu Siti Maemunah

7. Kategori Pelopor Pembangunan Hutan Rakyat diberikan kepada Bapak Dahlan dari Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan

8. Kategori KPHL Pengembang Manajemen Kolaboratif Bersama Masyarakat diberikan kepada KPHL Unit IV Bukit Barisan, Provinsi Sumatera Barat.

9. Kategori Penggagas Kolaborasi Pengelolaan Danau (Mahakam) diberikan kepada Dr. Mislan, M.Si (Lektor Kepala University Mulawarman)

10. Kategori Motivator Lingkungan diberikan kepada Imam Prasojo

11. Kategori Penggagas Skema Imbal Jasa Lingkungan Pengelolaan DAS diberikan kepada Nana Prayatna Rahadian (Sekjen Forum Komunikasi DAS Cidanau) (Adhi Teguh)

0 comments

    Leave a Reply