May 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Gelar Piala Dunia 2018 Telah Menyatukan Prancis

 

IVOOX.id, Paris - Surat kabar dan stasiun TV memuji tim nasional Prancis atas keberhasilan mereka meraih Piala Dunia 2018. Gelar Piala Dunia itu disebut telah mampu menciptakan rasa persatuan nasional. Terlebih, skuad Prancis nyaris keseluruhannya bermaterikan keturunan Afrika tengah dan utara.

"Hari Kemenangan Kita Ada di Sini", kata Le Figaro, merujuk isi bait lagu kebangsaan Marseillaise. "Sejarah Dibuat" harian olahraga L'Equipe menyebut, sementara jurnal bisnis Les Echos menuliskan "Champions of the World" dengan lebih lugas. Foto-foto superstar Kylian Mbappe, Antoine Griezmann dan Paul Pogba, serta foto-foto tim lainnya yang memegang tinggi-tinggi dan mencium trofi, mendominasi liputan.

Kemenangan itu telah menciptakan rasa persatuan nasional, dengan para komentator mengumbar fakta bahwa skuat, termuda kedua dalam kompetisi, termasuk banyak pemain yang nyaris keseluruhan berketurunan Afrika tengah dan utara, kecuali dua pemain saja yang lahir di Prancis.

Ketika negara itu memenangkan Piala Dunia pertamanya pada tahun 1998, saat Zinedine Zidane menjadi andalan dan playmaker-nya, tim ini disebut sebagai "Black-Blanc-Beur" (Hitam-Putih-Arab), referensi positif untuk keberagaman etnisnya.

Tetapi beberapa pihak ingin mendorong frasa itu ke satu sisi saja, melihat di dalamnya ada rasa keterpisahan bahkan jika itu dimaksudkan secara positif. “Kami tidak pada tahun 1998," kata Mounir Mahjoubi, sekretaris negara untuk urusan digital, yang orang tuanya beremigrasi dari Maroko.

"Kami tidak merayakan 'Black-Blanc-Beur', kami merayakan persaudaraan," katanya tentang tim saat ini.

Video-video yang diambil para pemain di ruang ganti yang penuh hingar-bingar setelah kemenangan menunjukkan mereka bernyanyi, menari, dan bersulang bersama, sambil mengerumuni Presiden Emmanuel Macron yang nyaris tidak bisa menahan kegembiraannya.

Stasiun Metro Untuk Macron, yang menjadi presiden tahun lalu pada usia 39 tahun dengan membawa gerakan politiknya menuju kemenangan melawan rintangan, keberhasilan tim sepak bola itu kemungkinan akan memiliki dampak positif setelah kemerosotan popularitasnya dalam jajak pendapat.

Sistem metro Paris pun memasuki suasana perayaan. Mereka mengumumkan nama sejumlah stasiun yang diubah secara singkat untuk menghormati para pemain dan pelatih, Didier Deschamps.

Stasiun Notre-Dame des Champs diberi label ulang "Notre Didier Deschamps", dan Victor Hugo dialihkan ke "Victor Hugo Lloris" selaku kapten tim dan penjaga gawang. Champs Elysees seluas 2 km persegi, Arc de Triomphe dan Place de la Concorde yang juga luas berubah menjadi lautan manusia pada Minggu malam. Mereka melambaikan bendera merah, putih dan biru, menyalakan petasan dan meniup peluit sampai pagi. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply