April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ganjar Pranowo Resmikan Empat Flyover dan Satu Underpass di Jawa Tengah

ivoox.id, Jakarta – Ganjar Pranowo meresmikan empat flyover dan satu underpass di Jawa Tengah yang dibangun oleh Kementrian PUPR.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meresmikan proyek yang dibangun oleh Kementrian PUPR tersebut. Peresmian turut dihadiri oleh Bupati Brebes dan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VII Semarang, Kementerian PUPR, Achmad Herry Marzuki di areal Flyover Dermoleng, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, Rabu (25/10/2017).

Total panjang empat flyover tersebut adalah sepanjang 2.961 meter dengan rincian 1.011 meter dan Kesambi 470 meter di Kabupaten Tegal. Flyover Kretek 830 meter, dan Dermoleng 650 meter di Kabupaten Brebes. Selain flyover, juga ada Underpass Jatingaleh Kota Semarang dengan panjang 1.300 meter.

Untuk mempercepat pembangunan, khususnya untuk flyover Klonengan, Kementrian PUPR menggunakan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sering turun ke area proyek untuk memantau perkembangan pembangunan empat flyover.

"Saya cek langsung ke PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi di Cileungsi, Jawa Barat untuk mengecek kesiapan material baja dan box girder yang digunakan dalam pembangunan flyover Kretek untuk memastikan proses pengiriman dan pemasangan girder tepat waktu pada masa kritis H-7 jelang Lebaran 2017 lalu," kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutannya pada acara peresmian meminta warga ikut menjaga dan merawat kondisi jembatan dari aksi corat-coret. "Tolong jaga dan rawat keberadaan flyover tersebut. Jangan sampai ada tangan- tangan jahil yang melakukan corat- coret di tembok karena kondisinya sudah baik," kata Gubernur Ganjar.

Ganjar Pranowo menyarankan masyarakat yang mau corat- coret membuat seni mural di tembok flyover.

Menurut Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VII Semarang Achmad Herry Marzuki, pembangunan empat flyover tersebut dikerjakan dalam waktu yang singkat.

Pembangunan empat flyover tersebut telah dilakukan sejak bulan November 2016, pengerjaannya pun dilakukan pada siang dan malam.

Hanya butuh waktu selama tujuh bulan pembangunan. "Tidak sampai satu tahun. Flyover Klonengan dan Dermoleng tepat waktu sekitar tujuh bulan. Kesambi agak molor satu bulan. Kretek juga agak tersendat karena masalah pembebasan lahan," kata Herry Marzuki.

Dengan pembangunan empat flyover ini diharapkan mampu meningkatkan kelancaran arus lalu lintas sehingga masyarakat dapat memangkas waktu tempuh dan juga biasa logistic pengiriman.

Di jalur terebut, tedapat 72 kali perlintasan kereta api di hari biasa. Setiap kereta yang melintas membutuhkan waktu selama lima menit atau per harinya mencapai enam jam untuk penutupan jalan yang mengakibatkan antrian kendaraan.

Antrian semakin panjang pada musim mudik tiba, karena meningkatnya volume kendaraan dan peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 92 kali perhari atau lebih dari tujuh jam pemberhentian dalam sehari.

Selain itu, dengan adanya flyover maka dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah Pantai Utara dan Pantau Selatan Jawa sehingga diharapkan bisa ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional dan nasional, khususnya mendukung arus distribusi barang dan logistik.

Flyover Dermoleng dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO dengan nilai kontrak Rp 64 miliar, Flyover Klonengan oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontraknya Rp 112 miliar, Flyover Kesambi oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 58 miliar dan Flyover Kretek dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp 82 miliar.

Sebelum diresmikan, keempat fly over tersebut juga sudah digunakan pada musim mudik lebaran tahun 2017. Meski belum rampung, namun penyelenggaraan mudik berlangsung dengan aman, lancar dan sukses tanpa adanya laporan kecelakaan selama melewati flyover tersebut.

0 comments

    Leave a Reply