October 12, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Gaji Dan Uang Makan TNI Bikin Wamenhan Nangis Karena Miris, Kenapa?

IVOOX.id, Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono baru saja menghadiri rapat bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Rapat kali ini membahas tentang laporan anggaran mitra tahun 2019 yang juga meyinggung tentang kesejahteraan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dalam rapat ini, Sakti mengaku menangis lantaran miris dengan uang makan dan gaji yang diterima oleh TNI. Pembahasan mengenai gaji TNI ini berawal dari Anggota Komisi I Fraksi PKS Sukamta menyinggungnya ke Wamenhan.

”Saya cuma ini saja Pak Wamenhan, ini karena dua Pak Menhan dan Pak Wamenhan ini relatif baru ya, ini kesempatan yang sangat bagus Pak, tadi datanya sudah disampaikan,” kata Sukamta di Ruang Rapat Komisi I, kompleks gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, Rabu (2/9). “Walaupun ada gaji pokok, tapi saya kira uang lauk pauk, uang segala macem, kesejahteraan, tinggalan keluarga.”

”Rp 40 ribu sehari, saya kira sehari makan masih 3 kali ya TNI ya, artinya bukan makan siang saja gituloh. 3 kali Rp 40 ribu saya kira susah sekarang nyari warung yang serius gitu, Pak,” sambungnya. “Masak sendiri juga Indomie, kasihan nanti fisik TNI ini kan harus dituntut prima, apalagi di zaman pandemi gini. Mohon supaya ada prioritas.”

Sakti lantas merespons pernyataan Sukamta tersebut dengan mengatakan situasi sejujurnya mengenai kondisi kesejahteraan TNI. Ia mengaku tidak bisa secara terbuka menjawab kesejahteraan TNI tersebut.

Meski demikian, ia memberikan sinyal jika kesejahteraan TNI selama ini belumlah baik. Hal ini terlihat dari pernyataannya yang mengungkapkan ia menangis saat pertama kali masuk ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan mengetahui tentang gaji TNI.

”Karena ini rapat terbuka, saya tentu enggak bisa menjawab dengan secara terbuka, karena nanti menyangkut hal-hal yang sifatnya sensitif,” ungkap Sakti. “Tapi saya setuju, saya pun menangis, Pak, sama seperti Bapak, begitu saya masuk ditugaskan Pak Presiden membantu Pak Prabowo.”

Sakti lalu melanjutkan dengan bercerita tentang sopirnya yang juga belum memiliki aset cukup. Oleh sebab itu, ia mengaku tidak ingin ada rasa kecemburuan di antara prajurit TNI.

”Kami berdua selalu berbagi bagaimana TNI sejahtera, kadang-kadang saya tanya sopir saya, 'Kamu sudah punya mobil belum?', 'Belum, siap belum', begitu, aduh,” cerita Sakti. “Kalau saya kasih rumah buat sopir nanti yang lain bagaimana? Itu salah satu contoh, dari mana ini, kira-kira begitu.”

Oleh sebab itu, Sakti menegaskan jika ia kementeriannya masih terus berupaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan TNI. Ia juga meminta dukungan kepada Komisi I DPR agar dapat memperjuangkan juga kesejahteraan prajurit TNI.

”Tapi saya mohon dukungan dari Bapak anggota dewan yang terhormat untuk kemudian berjuang kepada pemerintah kita cara terbaik supaya para prajurit kita,” kata Sakti. “Mohon izin, jangan sampai prajurit kita naik kapal laut kemudian prajurit yang lain menggunakan pesawat terbang, misalnya, ada yang begitu, Pak, ini kenyataan.”

0 comments

    Leave a Reply