April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Eni Minta Presiden Tidak Hentikan Proyek PLTU Riau-I

IVOOX.id, Jakarta- Tersangka Eni Maulani Saragih meminta Presiden Joko Widodo tidak menghentikan proyek  PLTU Riau-I yang sudah mencapai kesepakatan dengan Blackgold Natural Recourses Limited, awal Januari 2018.

"Kepada Pak Jokowi, Bapak Presiden mohon jangan digagalkan model proyek Riau-I karena banyak kepentingan segelintir orang yang tidak mau model seperti ini bisa jalan," ujar Eni seperti   dikutip dalam surat   tulisan tangan yang beredar di awak media, Selasa (17/7)

Eni menjelaskan, dirinya hanya membantu merealisasikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-I yang tak dibiayai oleh APBN. Eni membantah telah mengintervensi proyek 2x300 watt tersebut.

"Proyek PLTU 2x300 Riau-I yang saya lakukan adalah membantu proyek investasi ini berjalan lancar. Ini bukan proyek APBN," ujar Eni seperti dikutip dalam surat yang ditulis dari balik jeruji besi Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pem‎berantasan Korupsi (KPK) ini.

Menurut Eni, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki saham 51 persen dalam proyek tersebut. Sehingga, tidak ada tender dalam pengerjaan proyek PLTU Riau-I yang rencananya akan digarap Blackgold Natural Recourses Limited, lewat anak usahanya PT Samantaka Batubara, dengan membentuk konsorsium bersama PT Pembangkit Jawa-Bali dan China Huadian Engineering Co, Ltd.  "Maka dari itu tidak ada peran saya untuk mengitervensi untuk memenangkan salah satu perusahaan," katanya.

Menurut Eni, skema proyek PLTU Riau-I perlu dicontoh dalam pembangunan pembangkit listrik lainnya yang masuk dalam proyek 35 ribu Megawatt (Mw).

Eni mengakui, dirinya memang membantu bos PT Blackgold Natural Resources, Johanes Budisutrisno Kotjo dan Dirut PT PLN, Sofyan Basir‎ untuk menggoalkan proyek itu. Sebab, menurut Eni, keduanya punya semangat untuk kepentingan negara.

Dua lembar surat tulisan tangan Eni yang tersebar di kalangan awak media tersebut pun diakui oleh‎ kuasa hukum Eni, Fadli Nasution. ‎Fadli mengamini bahwa dua lembar surat itu merupakan tulisan tangan Eni.  "Iya, benar (surat itu ditulis Eni Maulani Saragih)," singkat Fadli

 

0 comments

    Leave a Reply