April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ekonomi RI Mengkhawatirkan, Prabowo: Utang Kita Sudah Sangat Bahaya

IVOOX.id, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali mengingatkan pemerintah terkait ketimpangan ekonomi  sudah pada tingkat mengkhawatirkan. Tak hanya itu Prabowo menyebutkan, utang luar negeri pemerintah, BUMN dan lembaga keuangan publik yang hampir Rp9.000 triliun sudah pada tingkat sangat membahayakan.

"Utang-utang kita sudah sangat membahayakan," kata Prabowo usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasioanl (PAN) Zulkifli Hasan di rumah dinas Ketua MPR, Jl Widya Chandra IV, Jakarta.

Pernyataan 'berbahaya' itu disampaikan Prabowo dengan mengutip data lembaga Moody's yang jadi sumber rujukan berita Bloomberg.

Slide itu menampilkan data utang pemerintah, BUMN, dan lembaga keuangan publik. Total utang tiga sektor itu dihitung Prabowo hampir Rp 9.000 triliun.

"Utang pemerintah memang Rp 4.060 triliun, tapi ada utang BUMN ditambah Rp 600 triliun. Ditambah lagi utang lembaga keuangan publik, Rp 3.850 triliun. Kalau kita jumlahkan ya hampir Rp 9.000 triliun," ucap dia.

Lebih lanjut Prabowo mengatakan dari sisi ketimpangan ekonomi, Gini Ratio Indonesia saat ini berada di posisi sekitar 45%. Artinya, satu persen penduduk Indonesia menguasai 45% kekayaan bangsa Indonesia, ujarnya.

Prabowo menilai kondisi itu sangat tidak sehat mengingat Indonesia memiliki kekayaan komoditas yang melimpah dibandingkan sejumlah negara Asia lainnya.

Keadaan buruk tersebut, ujarnya, belum lagi ditambah dengan rendahnya harapan hidup selain rendahnya tingkat pendapatan perkapita dan tingkat pendidikan sebagaimana dilaporkan oleh PBB.

Dari tiga indikator yang dikeluarkan PBB tersebut, ujar Prabowo, Indonesia berada di posisi 168 dari 200 negara, ujarnya.

Terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah tetap akan menjaga pengelolaan keuangan negara dan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) secara hati-hati yaitu dengan mengikuti perundang-undangan dan mengikuti indikator-indikator kesehatan keuangan. Dia juga memastikan pemerintah akan menjaga keuangan negara dengan baik.

Pernyataan Sri Mulyani tersebut untuk menepis pernyataan  Prabowo yang melontarkan kritik atas utang Indonesia saat ini.

"Yang saya ingin komentari, pemerintah itu tetap akan menjaga pengelolaan keuangan negara dan APBN secara hati-hati yaitu ikuti perundang-undangan, mengikuti indikator kesehatan keuangan. Jadi kami bisa menjaganya secara baik," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, jumlah utang yang digabung sebanyak Rp 9.000 triliun sudah memiliki tanggung jawab dari masing-masing entitas. Sehingga, tidak sesuai jika kemudian total utang secara keseluruhan langsung dibandingkan dengan negara lain.

"Di dalam mengelola seluruh perekonomian masing-masing entitaskan punya tanggung jawab. Jadi kalau dari sisi perekonomian, kita bisa saja membuat keseluruhan utang termasuk negara lain buat keseluruhan negara-negara perekonomian bisa utang rumah tangga, korporasi, utang BUMN, utang lembaga keuangan, pemerintah," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan ikut mengomentari pernyataan Prabowo.  Luhut menilai Prabowo tidak mengerti mengenai utang pemerintah.

"Kalau enggak ngerti, gak usah diomongin lah. Kita (pemerintah) gak bego-bego amat," kata Menko Luhut saat ditemui di kantornya, Senin (24/6).

 

0 comments

    Leave a Reply