April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ekonomi Nasional Alasan Kinerja Positif Pasar Modal

iVooxid, Jakarta - Otoritas Jasa keuangan (OJK) menilai bahwa kinerja pasar modal Indonesia di sepanjang 2016 ini mencatatkan hasil positif didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang kondusif.

"Pengaruh domestik seperti paket kebijakan pemerintah, tingkat inflasi yang terkendali di level 3,21 persen (yoy), penurunan tingkat suku bunga menjadi 6,5 persen, serta amnesti pajak membuat kinerja pasar modal positif," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Ia mengemukakan bahwa pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 10 Agustus 2016 membukukan kenaikan sebesar 18,09 persen menjadi 5.423,95 poin. IHSG BEI pernah berada pada level tertingginya di 5.440,29 poin pada 8 Agustus 2016.

Sejalan dengan pertumbuhan IHSG, lanjut dia, nilai kapitalisasi pasar saham di BEI juga mengalami peningkatan menjadi Rp5.839,36 triliun atau sekitar 447,43 miliar dolar AS. Secara persentase, meningkatnya nilai kapitalisasi pasar itu merupakan yang tertinggi di global.

Nurhaida juga mengemukakan bahwa dalam periode Januari-Agustus 2016, OJK telah mengeluarkan 47 surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum dengan total nilai sebesar Rp71,68 triliun. Selain itu, terdapat pula 16 penawaran umum berkelanjutan dengan total nilai sebesar Rp29,27 triliun.

"Perkembangan di bidang emisi efek itu merupakan capaian yang cukup signifikan bagi perkembangan pasar modal Indonesia," katanya.

Di bidang reksa dana, lanjut dia, sejak Januari hingga Agustus 2016 total nilai aktiva bersih (NAB) meningkat 18,30 persen dari Rp29,26 triliun menjadi Rp343,38 triliun yang dikelola oleh 84 Manajer Investasi dan asetnya tersimpan dalam 15 Bank Kustodian.

"Tingkat kepercayaan investor terhadap reksa dana mengalami peningkatan," ucapnya.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menambahkan bahwa sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah diharapkan mampu memperbaiki neraca keuangan Indonesia sehingga lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) meningkatkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi atau "investment grade".

"Kita harapkan S&P bisa menaikan peringkat kita menjadi BBB (triple B). Dengan begitu akan lebih banyak dana yang masuk ke Indonesia yang dampaknya akan positif bagi kinerja pasar modal," katanya. (ant)

0 comments

    Leave a Reply