October 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Duka di RSUP Dr Sardjito, Puluhan Pasien Covid Meninggal Dunia Dalam Semalam, Salah Satunya Eks Kiper Futsal Electric PLN

IVOOX.id, Semarang - Wijil Pamungkas (37) seorang mantan pemain futsal profesional Electric PLN yang juga pelatih kiper futsal Porda Kota Yogyakarta, tutup usia dalam perawatan di RSUP Dr Sardjito, Sabtu (3/7/2021) sore. Ia dinyatakan Covid seminggu lalu, sempat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah namun akhirnya memburuk tiga hari terakhir dan harus dilarikan ke rumah sakit, sebelum akhirnya meninggal dunia.

Almarhum Wijil, seturut pernyataan rekan-rekan dekatnya terhitung cukup sehat dan aktif berolahraga. Namun, kondisinya bisa menurun dengan cepat hingga akhirnya berpulang Sabtu sore kemarin.

Salah satu sahabat almarhum, Topas Pamungkas mengungkap bahwa setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah almarhum tak bisa langsung dikebumikan. Ia menggambarkan antrean pemulasaraan dan pemakaman protokol Covid di Sardjito sudah mengular hingga delapan jenazah (Sabtu 3/7/2021 sore).

Almarhum Wijil diketahui dinyatakan positif Covid sekitar satu minggu silam. Istri dan seorang anak berusia 4 tahun juga dinyatakan positif, kini masih menjalani isolasi. Selama ini almarhum menjalani pekerjaan di salah satu perusahaan jasa logistik terkemuka Indonesia, sembari melatih.

“Jadi drop empat hari dibawa ke Sardjito, padahal sebelumnya isolasi mandiri. Ketika dinyatakan meninggal duniapun tidak bisa langsung dimakamkan karena dari Sardjito sendiri sudah ada antrean delapan. Belum rumah sakit yang lain. Kami dari keluarga hanya bisa melantunkan doa dari jauh, doa terbaik untuk almarhum karena semasa hidup dia sangat baik pada sesama,” ungkap Topas yang juga pernah bersama di Electric PLN.

Duka mendalam terasa di insan futsal Yogyakarta bahkan Indonesia. Almarhum sempat menjadi pelatih kiper klub Blacksteel untuk menangani liga futsal profesional Indonesia.

Namun, duka keluarga dan rekan almarhum Wijil Pamungkas, ternyata memang bukan satu-satunya di Sardjito sepanjang hari kemarin. Penggambaran antrean pasien dan pemakaman prosedur Covid bukan menjadi kabar burung yang terus-menerus masih disanggah di sosial media oleh sebagian orang tak percaya.

Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hernawan mengungkapkan bahwa sepanjang Sabtu (3/7/2021) pagi hingga Minggu (4/7/2021) pagi tadi, tercatat ada 63 pasien yang meninggal dunia di rumah sakit tersebut. Rumah sakit mengalami kekurangan oksigen dan bahkan kehabisan pukul 20.00 WIB semalam, sebelum akhirnya memanfaatkan oksigen tabung plus mendapatkan bantuan 100 tabung dari Polda DIY.

Banu menyatakan, secara keseluruhan ada 63 pasien meninggal dunia sepanjang kemarin hingga hari ini. Namun, pasca oksigen habis semalam, ada 33 pasien yang meninggal dunia.

“Terkait pemberitaan yang menyebutkan 63 pasien meninggal maka dapat kami sampaikan penjelasan bahwa jumlah tersebut akumulasi dari hari sabtu pagi (3/7/2021) sampai minggu pagi (4/7/2021), sedangkan yang meninggal pasca oksigen central habis pukul 20.00 WIB maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien. Namun dalam kondisi tersebut, semua pasien yang tidak tersuplai oksigen central maka dalam pelayanannya tetap tersuplai menggunakan suplai oksigen tabung. Salah satunya bantuan dari Polda DIY sejumlah 100 tabung tersebut,” ungkap Banu kepada wartawan, Minggu (4/7/2021).

Pihak rumah sakit sendiri diakui sudah melakukan berbagai upaya memenuhi kebutuhan oksigen. Namun, keterbatasan suplai membuat rumah sakit harus berhitung, padahal di sisi lain jumlah pasien masuk karena Covid, jumlahnya berlipat di Sardjito.

“Kami sudah melakukan upaya antisipasi maksimal melalui berkoordinasi dengan Dinkes DIY, PERSI DIY, Seluruh RS di DIY, Penyedia Oksigen dan Aparat TNI/POLRI. Selain itu penghematan seoptimal mungkin terhadap penggunaan oksigen telah dilakukan pula, namun karena pandemik ini melanda seluruh negeri dan semua membutuhkan oksigen, pasokan oksigen menjadi terganggu. Kami menghimbau bagi masyarakat untuk mengikuti dan mematuhi PPKM sehingga laju covid dapat kita tekan bersama-sama. Tanpa peran serta masyarakat ini tentu saja pandemik ini akan sulit tertangani,” tandas dia.

0 comments

    Leave a Reply