Duel Klasik Bakal Tersaji di Final IBL antara Stapac Kontra Satria Muda
IVOOX.id, Jakarta - Laga final kompetisi Indonesia Basket ball League (IBL) bakal mempertemukan dua rival abadi Stapac Jakarta menghadapi Satria Muda. Format pertandingan akan digelar memakai best of three.
Direktur IBL Hasan Gozali mengatakan laga final pertama digelar di Britama Arena (21/3). Sedangkan Stapac memilih C'tra Bandung sebagai markas untuk menjamu lawan, pada Sabtu (23/4). “Jika kedudukan sama kuat laga penentu juara dilakukan di C'Tra Arena Minggu (24/3). Stapac mendapat hak dua kali menjadi tuan rumah karena peringkat mereka di babak reguler lebih bagus," kata Hasan saat konferensi pers di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Selasa (19/3).
Menurut Hasan, pertandingan nanti sangat menarik untuk disaksikan. Kedua tim terbaik berebut gelar juara. “IBL Pertamax 2018-2019 sudah sampai di puncak. Dua tim terbaik akan berebut gelar juara. Laga klasik Stapac lawan Satria Muda Pertamina selalu menarik, apalagi di partai final. Britama Arena dan C'tra Arena akan jadi saksi siapa yang bakal juara," ujarnya.
"Ini bukan hanya sekadar final, tapi ini rivalitas dua tim yang tidak asing lagi antara Satria Muda dan Stapac," kata Hasan. “Rivalitas ini mungkin yang paling membara di dunia basket Indonesia," ujar dia menambahkan.
Pernyataan Hasan tentu tidak keliru mengingat rivalitas antara Satria Muda dan Stapac bertumbuh bahkan sejak era Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama).
Pertemuan pertama kedua tim di partai final terjadi pada Kobatama 2002, saat itu Stapac masih mengusung nama Aspac Jakarta dan Satria Muda mengusung nama Mahaka Satria Muda. Aspac keluar sebagai juara lewat kemenangan dua laga langsung dalam format final best of three, dengan memenangi laga pertama 67-53 dan laga kedua 68-51.
Sejak itu, keduanya kemudian bertemu lagi dalam delapan partai final baik itu era IBL lama maupun Liga Bola Basket Nasional (NBL). Terakhir kali mereka bertemu di final NBL 2013/2014, di mana Stapac menjadi juara usai mengalahkan Satria Muda 83-67.
Ghozali berharap sajian menarik bakal terjadi di final IBL musim ini, mengingat sudah lima tahun berselang sejak pertemuan antara Stapac dan Satria Muda berlangsung di partai puncak kompetisi bola basket nasional. “Semoga terbaik keluar sebagai juara," kata Ghozali.
Keberhasilan Stapac kembali mencapai final setelah lima tahun berselang, diharapkan sang manajer Irawan Hayono bisa berakhir dengan kemenangan.
"Sudah empat tahun absen final. Ini tahun kelima akhirnya mencapai final lagi, mudah-mudahan bisa (juara) kalau diberikan kemudahan dari Yang Di Atas," kata pria yang akrab disapa Kim Hong itu.
Sementara Wakil Presiden Satria Muda, Rony Gunawan, menegaskan bahwa partai final melawan Stapac memiliki makna tersendiri bagi pihaknya, sebab mereka memiliki rasa hormat yang besar terhadap lawannya.
“Ini sangat berarti bagi Satria Muda, kami sangat respek sama Stapac, sehingga setiap menghadapi mereka persiapannya selalu lebih baik dari aspek mental maupun fisik," tutur Rony, yang juga semasa berkarier kerap membantu Satria Muda menghadapi Stapac.
Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh mengaku bersyukur timnya berhasil mencapai puncak di final IBL. Ia juga mempersiapkan timnya lebih keras karena absenya Jammar di final. “Puji Tuhan kami kembali bermain di final lagi tahun ini. Stapac bermain di musim reguler sangat luar biasa, kami akan mempersiapkan diri lebih keras," tuturnya.
Youbel menambahkan seluru pemain menyiapkan mental kami dengan baik untuk partai final nanti. Karena mereka tidak bisa bermain biasa-biasa saja kala menghadapi Stapac nanti. “Kami harus bekerja dua kali lebih keras. Itu adalah hal utama yang kami siapkan untuk menyambut partai final," tuturnya.
Menurutnya, Kehilangan Jammar (Jamarr Andre Johnson) tentu saja berpengaruh bagi tim. Namun hal ini menjadi kesempatan bagi pemain-pemain lokal untuk dapat step up. “Selayaknya partai final, kami harus mengusahakan semua cara supaya kami mendapatkan hasil yang terbaik di partai final nanti. Ada dampak positif dan dampak negatif dari absennya Jamarr, namun kita memilih untuk fokus," tuturnya.
Sementara Kapten tim Satria Muda Pertamina, Arki Dikania Wisnu mengatakan partai ini berlabel El Classico, seperti namanya, partai ini ekspetasinya akan menjadi game yang menarik. “Kami sudah berhadapan dengan Stapac beberapa kali sebelumnya, mereka bermain luar biasa musim ini. Ada naik dan ada turun dalam perjalanan Satria Muda Pertamina sepanjang musim ini, namun kami berhasil kembali ke final lagi dan kami antusias untuk menghadapi partai penting ini," tuturnya.
Sementara itu, pelatih Stapac Jakarta, Giedrius Zibenas mengatakan penampilan Satria Muda jauh lebih baik sebagai tim dibanding pasukannya. “Satria Muda lebih bagus dibandingkan kami. Stapac adalah underdog di laga final," ujarnya.
Giedrius menjelaskan seluruh pemain harus bekerja keras selama dua minggu menjelang final. Ia menilai seluru pemain masih banyak mengalami kesalahan. “Kami harus kerja keras dua minggu menjelang final. Anak-anak masih sering buat kesalahan," tandasnya.
Pemain Stapac Oki Wira Sanjaya mengaku bangga timnya bisa tampil di puncak. Sebelumnya mereka harus latihan keras karena kekurangan pemain dan yang hadir hanya 5-6 pemain saja sampai pre season.
“Saya lebih senang melihat perjalanan kami dari awal oktober yang hanya 5-6 pemain dan sampai pre season kita juga masih kekurangan pemain, jadi kita sangat semangat menghadapi final," tandas Oki. (luthfi ardi)
0 comments