Dubes Ukraina Tersinggung, Gubernur Bali Sebut Warganya Sering Berbuat Onar
IVOOX.id - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin kecewa atas usulan Gubernur Bali I Wayan Koster untuk mencabut Visa on Arrival (VOA) terhadap warga negaranya yang ingin ke Bali. Kekecewaan tersebut dinyatakan saat konferensi pers daring dengan media pada Selasa (14/3) kemarin.
"Menyinggung" adalah karena Gubernur Bali menyandingkan turis Rusia dan Ukraina sebagai pelancong yang kerap berbuat onar. "Saya tidak mengerti kenapa Gubernur Bali mengaitkan turis Rusia dan Ukraina? Ya kami bertetangga, tapi kenapa tidak menyebut Rusia dengan China, misalnya. Atau Ukraina dan Polandia? Ini sangat menyinggung bagi saya," ungkapnya.
Ia menungkapkan kekecewaanya, tak menyangka menyangka bakal mendengar pernyataan "tak berdasar" semacam itu dari sosok yang ia anggap rasional selama ini.
Tercatat sekitar 5.000 warga Ukraina yang berada di Bali. Vasyl menegaskan warga Ukraina tak ada kaitannya dengan warga Rusia yang melakukan kesalahan di Bali. Ia menilai alasan Koster yang mengaku khawatir soal konflik Rusia-Ukraina tak bisa dijadikan alasan untuk mencabut Visa on Arrival (VOA) warganya.
Sebagian dari mereka, klaimnya, ikut menggerakkan roda perekonomian warga Bali yang sempat hancur akibat dihantam pandemi Covid-19.
"Mereka ada yang menyediakan jasa, membuat makanan sehat, dan pelayanan olahraga. Mereka membayar pajak dan patuh pada aturan," beber Vasyl.
Menurutnya jika ada warga Ukraina yang melakukan kejahatan atau melanggar aturan, ujarnya, silakan diproses sesuai hukum yang berlaku dan dijatuhi hukuman. Seperti ditahan di rumah tahanan imigrasi, deportasi, atau denda."Saya tidak akan melindungi atau membela mereka yang melanggar," jelasnya
"Jika ada satu atau dua kasus pelanggaran, tidak seharusnya merembet atau menyalahkan kepada satu negara," elaknya.
Yang terpenting menurut Vasyl, warga Ukraina meninggalkan negaranya dan pergi ke negara lain karena mereka mencoba menghindari perang atau serangan dari Rusia yang berlangsung setiap hari.
Catatannya saat ini ada tujuh juta warga Ukraina yang menjadi pengungsi di sejumlah negara. "Menjadi pengungsi bukan karena mereka mau, tapi karena harus menyelamatkan nyawa dan keluarga mereka. Dan begitu perang usai, mereka sangat ingin pulang," ujarnya.
"Terkait dengan surat permohonan pencabutan Visa on Arrival bagi WN Rusia dan Ukraina yang ingin berkunjung ke Bali dari Gubernur Bali, I Wayan Koster, Dirjen Imigrasi menyampaikan bahwa pihaknya harus melakukan penelaahan. Hal ini dikarenakan keputusan yang diambil akan berdampak secara luas, apalagi WN Rusia dan Ukraina juga tersebar di wilayah lain di Indonesia."
Berdasarkan data Ditjen Imigrasi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, jumlah pengguna VOA dan e-VOA (electronic Vsa On Arrival) asal Rusia sebanyak 5.196 orang, sedangkan Ukraina sebanyak 566 orang, pada pertengahan bulan Maret 2023.
Sebelumnya pada bulan Februari ada lebih dari 15.000 orang dari Rusia dan 2.000-an orang dari Ukraina.
"Bulan Januari lebih banyak lagi, dari Rusia hampir 20.000 orang dan dari Ukraina juga lebih dari 2.000 orang,” papar Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim pada wartawan saat konferensi pers minggu lalu.
0 comments