October 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Dorong Swasembada Gula, Erick Thohir Akan Konsolidasikan BUMN Ini

IVOOX.id, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana mengonsolidasikan BUMN di sektor pangan, pertanian, hingga perkebunan. Ia pun ingin meningkatkan sinergi antara BUMN tersebut sebagaimana yang telah dilakukan terhadap perseroan kesehatan atau logistik.

Erick menyebutkan, dalam rapat koordinasi di bidang pangan yang digelar kemarin, pembahasan soal konsolidasi perusahaan pelat merah di sektor itu belum sebagus yang dilakukan untuk BUMN logistik atau farmasi.

"Masih ada satu-dua poin. Tapi salah satu distribusi kita, BGR Logistics itu akan kita fokuskan untuk mendukung pangan lalu juga coba sinergikan Pupuk Indonesia dengan (BUMN) pertanian, perkebunan, supaya benar-benar pemetaannya pas," kata Erick saat diskusi virtual, Kamis 18 Juni 2020.

Untuk saat ini, Erick mengaku sedang meninjau ulang peran Bulog, PPI, dan Berdikari agar tidak terjadi tumpang tindih peran. Ia juga ingin sinergi perusahaan pelat merah bisa mewujudkan swasembada gula.

Saat ini kebutuhan gula konsumsi Indonesia mayoritas masih dipenuhi dengan cara impor. "Dari kebutuhan 3,5 juta ton gula konsumsi, sekarang kita masih impor 1,5 juta ton, dari BUMN 800 ribu ton dan swasta 1,2 juta ton," kata Erick Thohir. 

Oleh karena itu, ia berharap swasembada gula itu bisa segera direalisasikan untuk menekan laju impor.

Ke depan, Erick juga meminta klaster perkebunan yang diisi PTPN dan Perhutani meningkatkan produktivitas gula konsumsi. 

Dari hitungannya, PTPN dan Perhutani yang memiliki 130 ribu hektare lahan perkebunan dan bila ditambah plasma rakyat per hektare 140 ribu hektare, akan ada 270 ribu hektare yang ditanami pohon tebu.

Dengan begitu, kata Erick, jika per hektare lahan bisa menghasilkan 7 ton gula, maka dengan 270 ribu hektare bakal mampu memproduksi sekitar 2,1 ton gula. 

“Kalau masing-masing hektare produksi 7 ton, bukan tak mungkin PTPN dan Perhutani jadi tulang punggung swasembada gula yang sekarang ini selalu jadi isu impor terus." (tempo.co)

0 comments

    Leave a Reply