Dollar Kembali Terkapar Terhadap Yen
IVOOX.id, Jakarta - Dollar memperpanjang penurunannya terhadap Yen dan mencapai level terendah selama 15 bulan terakhir dan pada hari Kamis (15/02), dengan para pelaku pasar menguat untuk kelemahan jangka pendek di mata uang AS.
Dollar kembali turun di bawah zona amannya pada Rabu, kemarin di 106.725 yen dan turun serendah 106,42 yen, level terlemahnya sejak November 2016. Itu menandai penurunan 3,7 persen dari puncaknya di awal Februari mendekati 110,50 yen, dilansir dari CNBC.
Mata uang AS kemudian mengurangi beberapa kerugiannya dan terakhir turun 0,3 persen pada 106,67 yen.
"Tidak ada yang spesifik, ini hanyalah kelanjutan dari penjualan dolar yang telah kita lihat di mana-mana dalam semalam", kata Tareck Horchani, kepala perdagangan penjualan di Asia Pasifik untuk Saxo Markets di Singapura.
Pedagang dan analis mengatakan tingkat dukungan berikutnya untuk dollar sekitar 105 yen.
Beberapa pelaku pasar mengatakan pembelian spekulatif dari yen pada awalnya membantu menyeret dolar lebih rendah, dengan penjualan dolar stop-loss kemudian menambah jatuhnya mata uang Jepang.
Pada hari Rabu kemarin, dollar memperoleh kenaikan setelah kenaikan yang lebih kuat dari perkiraan harga konsumen AS pada bulan Januari menguatkan taruhan bahwa Federal Reserve mungkin menaikkan suku bunga empat kali pada 2018.
Namun kenaikan dolar tersebut terbukti tidak berjalan lama, dan greenback akhirnya mundur secara luas terhadap mata uang utama meskipun ada perubahan harapan untuk suku bunga AS.
Pada perdagangan Asia hari Kamis, euro naik tipis 0,1 persen menjadi $ 1,2459, setelah menguat 0,8 persen pada hari Rabu. Sterling stabil di $ 1,4004, setelah juga mengalami kenaikan 0,8 persen pada hari sebelumnya.
Setelah turunnya dollar terhadap yen selama beberapa minggu terakhir, ada peningkatan fokus pada apakah eksportir Jepang dan investor Jepang akan meningkatkan langkah untuk melindungi eksposur mereka terhadap mata uang A.S.
"Sebagai mekanisme defensif, saya pikir mereka mungkin lebih cenderung untuk menjual dolar di sini untuk melindungi risiko downside untuk kelemahan dolar AS lebih lanjut," terang Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia Pasifik untuk Oanda di Singapura.
"Jelas saya pikir kita akan memiliki pukulan verbal dari pejabat mata uang Jepang Tapi saya masih berpikir kita tidak mendekati titik intervensi terbuka dan saya pikir pasar akan membawa kita ke 105s," lanjut Innes .
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan pada hari Kamis bahwa dia tidak melihat pergerakan yen saat ini begitu kuat atau lemah sehingga memerlukan intervensi, menambahkan bahwa saat ini tidak ada rencana untuk merespons pergerakan FX.[dra]
0 comments