October 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ditaget Operasional Januari 2020, Tol Manado-Bitung Masih Terkendala Pembebasan Lahan

IVOOX.id, Manado - Semula disebut-sebut operasional pada Januari 2020, faktanya pembebasan lahan masih menjadi ganjalan bagi penyelesaian Jalan Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara, sehingga bentangan tol sepanjang 39,9 kilometer belum tersambung utuh mulai dari titik nol di "Manado Outer Ring Road" hingga ujung tol di Kota Bitung.

Beragam argumentasi mengapung terkait penyebab lambatnya pembebasan lahan sehingga tol terpanjang di Sulawesi itu belum seratus persen terhubung, di antaranya harga, dokumen kepemililikan hingga sengketa internal di antara ahli waris pemilik lahan.

Memang, bila dibandingkan dengan seksi IA, IB dan IIA, pembebasan lahan di seksi IIB terbilang pelan dan menguras energi PT Jasamarga Manado Bitung sebagai pemegang mandat membangun ruas tol ini.

Dampaknya terlihat nyata pada kondisi pembangunan jalan maupun jembatan karena hanya sepotong-sepotong lahan yang bisa dibebaskan, pengerjaan fisik juga demikian.

Saat ini, praktis yang bisa digunakan dari keseluruhan bentangan panjang tol baru mencapai 25 kilometer (Manado hingga Manembo-Nembo), sisanya sepanjang 14 kilometer belum tersambung utuh.

Direktur Utama PT Jasamarga Manado-Bitung, George Manurung mengatakan apabila pembebasan lahan selesai sebagaimana rencana, diharapkan pengerjaan konstruksi jalan dan jembatan dapat dipacu dan jalan tol dapat dioperasikan pada Juli tahun 2020.

Data yang diperbarui hingga 20 Desember 2019 saat kunjungan Komisi V DPR-RI menunjukkan, lahan bebas di seksi IA (STA 0 sampai 7+000) sebesar 99,9 persen, sementara konstruksi fisik sebesar 100 persen.

Angka itu hampir sama dengan seksi IB (STA 7+000 hingga 14+000) di mana lahan bebas sudah sebesar 99,93 persen sementara fisik projek juga mencapai 100 persen.

Seksi IA menggunakan dana pinjaman luar negeri pemerintah China, sementara seksi IB disuplai dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), hingga selesai pembangunannya diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp Rp3,01 triliun.

Selanjutnya di seksi IIA (STA 14+000 hingga 25+500) pembebasan lahannya telah mencapai 99,86 persen dengan laju pembangunan fisik mencapai 98,43 persen.

Laju pembebasan seksi IIB (STA 25+500 hingga 39+000), tidak semulus di seksi IA, IB dan IIA, angka pembebasan lahan telah mencapai 87,93 persen, sementara konstruksi fisik mencapai 39,01 persen.

Seksi IIA (sepanjang 11,5 kilometer) dan seksi IIB (sepanjang 13,5 kilometer) dibangun oleh investor (Badan Usaha Jalan Tol/BUJT), total anggaran sebesar Rp3,17 triliun terserap untuk membangun tol seksi II itu.

"Proyek kami terputus karena lahan belum bebas, meski begitu kami tetap optimistis target operasional tol bisa terpenuhi hingga Bitung," sebut George.

Dia berharap, koordinasi para pemangku kepentingan seperti pejabat pembuat komitmen (PPK) lahan, panitia pengadaan tanah dan badan pertanahan bisa mempercepat proses itu.

PT Jasamarga, mengalokasikan anggaran untuk pembebasan lahan sebesar Rp1,4 triliun, sudah termasuk pembebasan lahan seksi IA dan IB sepanjang 14 kilometer. Total anggaran yang sudah terserap mencapai Rp1,1 triliun.

Belum tersambung utuh panjang bentangan tol akibat lahan bebas, juga menjadi perhatian Ketua Komisi V DPR-RI, Lazarus saat melakukan kunjungan kerja ke Manado beberapa pekan lalu.

Dia berharap pemerintah daerah dan pihak terkait bekerja sama sehingga proses pembebasan lahan tol terpanjang di provinsi ujung utara Sulawesi ini tidak tersendat-sendat.

"Bagaimana pekerjaan akan dilakukan kalau lahannya belum bebas. Butuh dukungan semua pihak agar proses ini (pembebasan lahan) bisa terselesaikan," harapnya, dikutip Antara.



0 comments

    Leave a Reply