May 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Di London, OJK Ajak Investor Asing Berperan Dalam Pendalaman Pasar Modal Indonesia

IVOOX.id, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengundang investor asing untuk berperan pada sejumlah inisiatif pendalaman pasar modal di Indonesia, di tengah membaiknya kondisi perekonomian.

Deputi Komisioner Humas dan Manajemen Strategis OJK, Anto Prabowo, dalam rilisnya akhir pekan ini, Minggu (21/4), menyatakan pada agenda Indonesia Executive Forum 2019 di London, Inggris, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengundang investor Inggris untuk berinvestasi di pasar keuangan Indonesia.

"Dengan potensi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia yang begitu besar, OJK mengundang investor asing untuk berperan aktif di beberapa inisiatif OJK dalam membangun pasar modal Indonesia," kata Anto.

Menurut dia, OJK telah mendorong penerbitan instrumen pasar modal yang memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, seperti Green Bonds/Green Sukuk dengan potensi penerbitan mencapai USD4 miliar.

Selain itu, kata Anto, OJK juga akan merealisasikan potensi penerbitan muncipal bonds/obligasi daerah dengan potensi mencapai USD8,7 miliar untuk sepuluh provinsi di Indonesia.

"OJK akan memfasilitasi pembiayaan 31 proyek pembangunan infrastruktur melalui skema pembiayaan blended finance dengan total nilai sebesar USD2,5 miliar."

OJK, lanjut Anto, memproyeksikan pada tahun ini akan ada 75-100 emiten yang melakukan penawaran umum perdana sahan (IPO) dan penawaran umum obligasi/sukuk dengan nilai berkisar Rp200-250 triliun.

Anto menyebutkan, pada acara Indonesia Executive Forum 2019 di London, Wimboh memaparkan bahwa perekonomian Indonesia di 2018 bertumbuh 5.17 persen (year-on-year) atau tertinggi ketiga di antara negara-negara G20, setelah India dan China.

"Ini membuktikan bahwa Indonesia memilki fundamental ekonomi makro yang solid. Indonesia pun mampu keluar dari tekanan dinamika global dari normalisasi suku bunga dan tensi perang dagang AS dan China," ujar Wimboh.

Sejak awal 2019, kata Wimboh, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai stabil dan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus meningkat bersamaan dengan masuknya modal asing. Tingkat inflasi Indonesia stabil dan cukup rendah di level 2,48 persen pada Maret 2019.

“Stabilitas dan kinerja sektor jasa keuangan terjaga dengan baik yang didukung tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai," ucap Wimboh.

Pada Februari 2019, intermediasi perbankan bertumbuh 12,13 persen (yoy) dengan tingkat kredit bermasalah ( NPL) sebesar 2,59 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,86 persen. OJK memperkirakan, pertumbuhan kredit perbankan pada 2019 sebesar 14 persen.

0 comments

    Leave a Reply