April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Desember Minus USD1,1 Miliar, Total Defisit Neraca Perdagangan RI 2018 Capai USD8,57 Miliar!

IVOOX.id, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat defisit pada Desember 2018 sebesar USD1,10 miliar, dari catatan nilai ekspor yang hanya USD14,18 miliar dan nilai impor yang sebesar USD15,28 miliar. Dengan catatan itu, defisit neraca perdagangan pada 2018 mencapai US$8,57 miliar sepanjang 2018, sekaligus menjadi defisit pertama sejak 2014.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan Indonesia mengalami defisit sebesar US$2,2 miliar pada 2014.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia periode Desember 2018 mencapai 15,28 miliar dolar AS atau turun 9,60 persen dibanding November 2018, namun naik 1,16 persen jika dibandingkan Desember 2017.

"Impor nonmigas Desember 2018 mencapai 13,31 miliar dolar AS atau turun 5,14 persen dibanding November 2018, sebaliknya meningkat 6,16 persen jika dibanding Desember 2017," kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Selasa (15/1).

Suharyanto memaparkan, impor migas Desember 2018 mencapai 1,97 miliar dolar AS atau turun 31,45 persen dibanding November 2018, demikian juga apabila dibandingkan Desember 2017 turun 23,33 persen.

Penurunan impor nonmigas terbesar Desember 2018 dibanding November 2018 adalah golongan bahan kimia organik sebesar 174,4 juta dolar AS atau 27,07 persen.

Sedangkan, peningkatan impor terbesar adalah golongan buah-buahan sebesar 69,8 juta dolar AS atau 68,90 persen.

"Hal ini dipengaruhi meningkatnya permintaan buah-buahan pada Natal dan Tahun Baru 2019," ujarnya.

Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Desember 2018 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 45,24 miliar dolar AS atau 28,49 persen, Jepang 17,94 miliar dolar AS atau 11,30 persen, dan Thailand 10,85 miliar dolar AS atau 6,83 persen.

Kemudian, impor nonmigas berasal dari ASEAN sebesar 19,85 persen, sementara dari Uni Eropa 8,86 persen.

Sedangkan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2018 mencapai 14,18 miliar dolar AS atau menurun 4,89 persen dibandingkan November 2018 dan turun 4,62 persen dibandingkan Desember 2017.

"Penurunan ekspor Desember 2018 disebabkan penurunan ekspor nonmigas, sementara ekspor migasnya masih naik 27,34 persen," kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Selasa (15/1).

Nilai ekspor nonmigas Desember 2018 mencapai 12,43 miliar dolar AS atau turun 8,15 persen dibandingkan November 2018.

Demikian juga dibandingkan ekspor nonmigas Desember 2017, ekspor Desember 2018 turun 7,01 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2018 terhadap November 2018 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar 278,7 juta dolar AS atau 56,25 persen, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar 84,9 juta dolar AS atau 27,41 persen.

"Ekspor nonmigas Desember 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu 1,67 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 1,48 miliar dolar AS, dan Jepang 1,16 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,70 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,33 miliar dolar AS," papar Suharyanto.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 30,37 miliar dolar AS atau 16,87 persen, diikuti Jawa Timur 19,07 miliar dolar AS atau 10,59 persen dan Kalimantan Timur 18,56 miliar dolar AS atau 10,31 persen.

"Jadi, ini bagaimana kita bisa mendorong agar daerah lain juga meningkatkan ekspornya," tukas Suharyanto, dikutip Antara.

0 comments

    Leave a Reply