Depresiasi Rupiah masih Jadi Ancaman di Pasar Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Pelemahan masih terjadi pada pasar obligasi yang terimbas kembali terdepresiasinya laju rupiah yang dibarengi dengan imbas meningkatnya imbal hasil obligasi AS.

"Adanya sejumlah berita positif terkait kondisi makroekonomi internal tampaknya belum cukup kuat mengangkat pasar obligasi," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -1,33 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 2,52 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 1,18 bps.

Laju pasar obligasi cenderung kembali variatif melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,25% memiliki imbal hasil 6,03% atau turun -0,05 bps dari sebelumnya di harga 98,25% memiliki imbal hasil 6,03%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 101,75% memiliki imbal hasil 7,33 bps atau naik 0,42 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,30% memiliki imbal hasil 6,87%.

Pada Kamis (19/4/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,14 bps di level 117,80 dari sebelumnya di level 117,96.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,04 bps di level 109,28 dari sebelumnya di level 109,23.

Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,73% dari sebelumnya di level 6,649% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,91% dari sebelumnya di level 2,88% sehingga spread di level kisaran 382 bps lebih tinggi dari sebelumnya 377,4 bps.

Sedangkan pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali bergerak naik. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,28%-8,38%.

Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,01%-9,03%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,04%-10,06%, dan pada rating BBB di kisaran 12,96%-13,00%.

Pelemahan masih dimungkinkan terjadi seiring masih dominannya sentimen negatif dibandingkan sejumlah sentimen positif. Diharapkan aksi jual dapat tertahan agar sejumlah seri obligasi dapat kembali menemukan momentum kenaikannya.

"Cermati dan waspadai masih adanya berbagai sentimen yang dapat membuat laju pasar obligasi dapat kembali melemah," imbuhnya. (jaw)