May 7, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

DBS Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Cukup Positif

IVOOX.id - PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan ini cukup memperlihatkan kinerja yang positif. Mengingat, pada kuartal III tahun ini, ekonomi di seluruh provinsi Indonesia mencatatkan kinerja yang baik.

"Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang dapat mendorong bangkitnya ekonomi di Asia," kata President Director Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna, dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (22/11/2017).

Oleh karena itu, kata dia, perusahaan ingin menggarisbawahi bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan potensi dan kesempatan pertumbuhan ekonomi di 2018, di tengah berbagai pembangunan yang sedang berjalan di Indonesia.

Untuk melihat ekonomi di tahun depan, lanjut dia, DBS menyelenggarakan DBS Asian Insights Conference 2017, guna membahas lebih mendalam mengenai tantangan dan peluang kondisi politik di Indonesia mendatang bagi laju pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi di Indonesia, serta potensi perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Economist DBS Group Research, Gundy Cahyadi memaparkan, DBS Group memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sedikit membaik di tahun depan, yaitu berada pada angka 5,3 persen, dibandingkan 5,1 persen pada tahun ini.

Perbaikan pada investasi akan akan terus berjalan. Harga komoditas yang lebih tinggi juga merupakan satu faktor positif untuk perekonomian Indonesia. Namun demikian, Gundy mengaku, hal ini masih di bawah potensi Indonesia.

"Adanya tanda-tanda bahwa 'hangover dari commodity crash' masih memengaruhi perekonomian Indonesia saat ini," tutur Gundy.

Terkait dengan tren rupiah dalam beberapa waktu ke depan, DBS Group Research memperkirakan bahwa potensi penguatan USD akan menjadi tema utama di tahun 2018. USD diperkirakan akan menguat kepada hampir semua mata uang dunia lainnya, termasuk rupiah.

"Jadi kalaupun rupiah melemah terhadap USD, ini terjadi bukan karena fundamental Indonesia yang memburuk, tetapi karena USD yang menguat," tukas Gundy.[ava]

0 comments

    Leave a Reply