April 17, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

MNC Sekuritas

Data Defisit Perdagangan Menekan, Harga SUN Diperkirakan Melemah

IVOOX.id, Jakarta - MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) masih berpotensi mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (16/1/2019), di tengah dirilisnya data neraca perdagangan Desember 2018 yang kembali mengalami defisit.

Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memperkirakan kondisi tersebut akan berdampak negatif terhadap perdagangan SUN dengan denominasi rupiah maupun dolar AS.

"Namun, kami melihat bahwa penurunan harga tersebut akan mulai terbatas, didukung oleh hasil positif dari lelang penjualan SUN," katanya dalam riset harian, Rabu (16/1).

Made menyatakan pergerakan harga SUN hari ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Dengan beberapa faktor tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder," tuturnya.

Arah pergerakan nilai tukar rupiah diproyeksi menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga SUN di pasar sekunder.

Adapun beberapa seri yang cukup menarik untuk dicermati di antaranya seri FR0075, FR0068, FR0065, FR0063, FR0053, dan FR0056.

Pada perdagangan Selasa (15/1), imbal hasil SUN kembali bergerak variatif dengan masih menunjukan kenaikan di tengah dirilisnya data neraca perdagangan Desember 2018 yang kembali mengalami defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan defisit neraca dagang pada Desember 2018 mencapai US$1,1 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang menyentuh US$2,05 miliar.

Yield bergerak dengan kecenderungan naik rata-rata sebesar 2 bps, didorong oleh penurunan harga SUN yang rata-rata mencapai 15 bps.

Imbal hasil untuk tenor pendek berubah 2 bps, di tengah perubahan harga sebesar 8 bps. Untuk tenor menengah, yield naik rata-rata 2 bps dengan didorong penurunan harga antara 8-13 bps.

Sementara itu, imbal hasil SUN tenor panjang bergerak cenderung naik rata-rata 2 bps dengan didorong adanya penurunan harga hingga 42 bps.

Untuk SUN seri acuan, kenaikan imbal hasil terjadi di keseluruhan seri dengan kenaikan rata-rata 3 bps setelah harga turun rata-rata 21 bps.

Seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil mendekati 2 bps, masing-masing ke level 7,910% dan 7,991%. Untuk seri acuan tenor 15 tahun, ada kenaikan imbal hasil mendekati 4 bps ke level 8,384%.

Untuk SUN berdenominasi dolar AS, penurunannya bervariasi di hampir seluruh seri. Imbal hasil INDO24 turun 1 bps ke level 4,092% dengan didorong kenaikan harga hingga 3 bps.

Untuk INDO29 dan INDO44, imbal hasilnya ditutup turun masing-masing di level 4,411% dan 5,102%.

Di sisi lain, volume perdagangan SUN pada perdagangan kemarin meningkat dibandingkan volume perdagangan sebelumnya, yakni mencapai Rp25,33 triliun dari 36 seri dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,61 miliar.

Obligasi Negara seri FR0077 menjadi SUN dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,77 triliun dari 82 kali transaksi di harga rata-rata 102,4%. Diikuti perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp5,67 triliun dari 121 kali transaksi di harga rata-rata 100,01%.

Adapun Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp57,47 miliar dari 21 kali transaksi. Diikuti perdagangan Project Based Sukuk seri PBS016 senilai Rp40,00 miliar dari 2 kali transaksi.

Volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan senilai Rp767,95 miliar dari 42 seri yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap III Tahun 2018 Seri A (BNII02ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp200 miliar dari 4 kali transaksi. Diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2016 Seri B (BBRI01BCN3) senilai Rp60 miliar dari 4 kali transaksi.

Adapun Obligasi I AKR Corporindo Tahun 2012 Seri B (AKRA01B) dan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap V Tahun 2017 Seri A (BEXI03ACN5) menduduki posisi ketiga dan keempat terbesar volume perdagangan terbesar, masing-masing sebesar Rp56 miliar dari 9 kali transaksi dan Rp50 miliar dari 4 kali transaksi.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 35 pts (0,25%) di level 14090 per dolar AS.

0 comments

    Leave a Reply