April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Contoh Keberhasilan Pendidikan Vokasi Singapura !

IVOOX.id, Jakarta – Singapura dapat menjadi contoh bagaimana pendidikan vokasi mampu menjadi pendorong kesejahteraan masyarakatnya. Singapura berhasil mengembangkan pendidikan vokasi untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya.

Sukses Singapura bukanlah cerita singkat. Pengembangan Sumber Daya manusia dimulai 111 tahun setelah Inggris memerintah. Tepatnya di tahun 1930, Inggris membangun sekolah perdasgangan pertamanya, untuk tempat pelatihan dan magang bagi lulusan sekolah dasar di Singapura.

Sukses tersebut membuat pemerintah mendirikan sekolah menegah kejuruan pada tahun 1950. Masyarakat merespon positif pembangunan sekolah menegah kejuruan tersebut. Hingga akhirnya ditahun 1960 an pemerintah Singapura membangun lebih banyak lagi sekolah kejuruan.

Di tahun 1970 an, Singapura sudah memiliki 10 kampus kejuruan atau  Industrial Training Board (ITB). Dalam waktu 2 tahun lulusannya bertumbuh sangat signifikan. Dari 324 di tahun 1968, menjadi 4.000 lulusan di tahun 1970. Dan mulai saat itu mulai diterapkan sertifikasi keahlian, untuk menyesuaikan dengan kebuthan industry saat itu.

BACA JUGA: Pendidikan Vokasi dan Bonus Demografi

Pemerintah Singapura bergerak cepat untuk membangun pendidikan vokasi. Pada tahun 1979, pemerintah Up Grade dengan mendirikan Vocational and Industrial Training Board (VITB), atau Lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Industri. Lembaga ini merupakan peleburan dari ITB dan lembaga pendidikan kejuruan bagi orang dewasa (AEB).

Lompatan besar dibuat oleh pemerintah Singapura di tahun 1992. Pemarintah Singapuran merekstrukturisasi VITB menjadi institusi selepas sekolah menengah, yang di berinama Institute of Tehnical Education, Atau Institut Pendidikan Ketehnikan. 1,5 juta masyarakat sudah diberikan pelatihan tehnik.

Hasilnya Singapura peringkat pertama dalam bidang ketehnikan. Tinggkat pengganguran usia muda (19-29) di Singapura hanya 7%. Ini merupakan yang paling rendah di dunia. Angka ini lebih rendah dari Hongkong, Jepang, Islandia, Belanda, Denmark, Swedia, Swiss dan Jerman.

Setelah lulus, industry siap menyerap para siswa pendidikan vokasi. Mereka mendapat gaji yang layak. Sebuah penelitian mengungkapkan 95% Industri puas terhadap lulusan pendidikan vokasi di Singapura. Data juga menunjukan 50% lulusan pendidikan vokasi melajutkan jenjang pendidikannya ke tigkat Universitas.

Untuk menciptakan kondisi ini pemerintah Singapura menunjuk tujuh orang penasihat ITE. Mereka merupakan para ahli di bidangnya. Mereka bertugas menjembatani antara industry dan lembaga pendidikan vokasi. Mereka memberikan nasihat dan masukan bagi lembaga pendidikan. Mereka juga membangun kerjasama dengan industri

Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan lewat Instruksi Presiden (inpres) no 9 tahun 2016, tentang revitalisasi SMK untuk peningkatan kualitas dan daya saing SDM di tanah air. Pemerintah fokus membenahi pendidikan vokasi di Indonesia.

BACA JUGA: Pendidikan Vokasi Masa Depan Indonesia

Pemerintah menunjukan keseriusannya dalam mendorong berkembangnya Pendidikan Vokasi di Indonesia. Tahun ini anggaran yang diberikan sebesar 25,9 Triliun Rupiah.

sebelumnya anggaran untuk pendidikan Vokasi hanya sebesar 2,37 Triliun Rupiah. Dengan jumlah anggaran sebesar 25,9 Triliun Rupiah diharapkan pendidikan vokasi dapan menjadi salahsatu pilar peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.

Pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2019, dirumuskan bahwa pemerintah fokus dunia pendidikan saat ini adalah untuk memberikan keterampilan kerja bagi generasi muda, khususnya dalam menyambut bonus demografi dan persaingan yang semakin ketat. Pendidikan dan pelatihan vokasi akan semakin diperkuat seiring bergesernya strategi pembangunan dari pembangunan infrastruktur fisik, menjadi pembangunan manusia.

0 comments

    Leave a Reply