October 3, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

BPK Temukan Masalah pada Skenario Net Zero Emission 2060

IVOOX.id - Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK mengungkap hasil temuan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2023. Kepala BPK Isma Yatun mengatakan temuan dalam IHPS 1 tahun 2023 salah satunya mencakup pengelolaan batubara, gas bumi, dan energi terbarukan dalam pengembangan sektor ketenaga listrikkan. Ada permasalahan terkait belum optimalnya mitigasi risiko atas skenario transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060.

"Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan keterlanjutan energi tahun anggaran 2020 hingga semester 1 2022 pada Kementerian ESDM serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Isma dalam acara penyerahan IHPS I tahun 2023 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Paripurna DPR, di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Isma mengatakan hasil pemeriksaan mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyusun roadmap menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dan mengamankan pasokan batubara dan gas bumi untuk kepentingan dalam negeri antara lain berupa kebijakan domestik market obligation batubara dan alokasi gas bumi

Namun kata Isma masih ada permasalahan terkait belum optimalnya mitigasi risiko atas skenario transisi energi menuju NZE pada 2060. Isma mengatakan masih bermasalahnya mitigasi risiko tersebut dapat berpengaruh pada kurangnya pasokan listrik secara nasional.

"Terdapat permasalahan yang dapat mempengaruhi capaian pemerintah tersebut secara signifikan antara lain, belum dilakukan sepenuhnya mitigasi resiko atas skenario transisi energi menuju NZE pada tahun 2060," kata Isma.

Selain itu kata Isma, rendahnya kemajuan proyek rencana usaha penyediaan tenaga listrik juga berpotensi memicu kekurangan pasokan pada sebagian besar sistem kelistrikan nasional.

Sebelumnya, dilain pihak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan transisi energi.

"Kolaborasi menjadi kunci dalam perjalanan transisi ini. Tahun lalu, Indonesia dan Jepang memperkenalkan inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC). Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat transisi energi negara-negara anggotanya yang sebagian besar berasal dari kawasan Asia Tenggara," kata Arifin pada pembukaan Japan Pavilion Side Event: Taking Action together with ASEAN di Paviliun Jepang pada gelaran COP-28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Senin (4/12/2023).

Menurutnya AZEC dapat membantu Indonesia dan Jepang dalam mempromosikan transisi energi, sejalan dengan pertumbuhan dan ketahanan ekonomi melalui berbagai cara sesuai dengan kebutuhan setiap negara.

Lewat AZEC, lanjut dia, Jepang dapat mendukung Indonesia dan negara-negara ASEAN dengan memberikan capacity building dan knowledge sharing serta menyediakan teknologi rendah karbon yang terjangkau dan mudah diakses.

"Selanjutnya, memobilisasi dan menyediakan pembiayaan berkelanjutan yang berbiaya rendah dan mudah diakses dari berbagai sumber," kata Arifin.

Ia pun menegaskan Indonesia berkomitmen dalam memajukan transisi energi dan pengurangan emisi dengan berpedoman pada prinsip kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan.

Untuk diketahui, AZEC diluncurkan pada KTT G20 2022 di Bali dengan tujuan mengembangkan kerja sama dengan negara-negara mitra strategis.

Kerja sama itu dilakukan untuk memanfaatkan teknologi, kemampuan teknis dan pengetahuan Jepang, khususnya terkait pemanfaatan sumber daya hidrogen dan ammonia untuk mendukung negara-negara kawasan Asia melakukan transisi menuju dekarbonisasi/NZE.

0 comments

    Leave a Reply