July 2, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Borobudur Writers and Cultural Festival 2023 Angkat Pemikiran Edi Sedyawati

IVOOX.id – Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) akan kembali digelar. Tahun ini BWCF mengangkat tema utama dari pemikiran almarhum Edi Sedyawati.

Edi merupakan Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 1993-1998. Rencananya BWCF kali ini digelar selama lima hari sejak Kamis-Selasa (23-27 November 2023) di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.

"Sejumlah acara mulai dari pidato kebudayaan, launching buku, dokumenter, lecture, bazar buku, serta workshop yang berkaitan dengan dunia arkeologi dan tari yang digeluti oleh Bu Edi, hingga pergelaran seni pertunjukan dan sastra akan dilaksanakan," demikian siaran pers yang diterima Ivoox.id, Selasa (14/11/2023).

BWCF sendiri merupakan gelaran festival tahunan yang mengangkat pemikiran-pemikiran mengenai nusantara dalam kehidupan. Dalam 12 tahun perjalanannya BWFC kerap mengangkat kajian-kajian serius tentang topik tertentu dengan mendatangkan puluhan pakar lintas disiplin.

"Salah satu strategi BWCF berkaitan dengan hal itu berusaha mengangkat kembali disertasi atau buku monumental seorang ilmuawan yang mengkaji nusantara untuk dieksplorasi gagasan-gagasannya demi pemajuan kesenian dan kebudayaan kontemporer Indonesia," katanya.

Pada tahun ini, BWCF akan mengangkat tema utama dari pemikiran Edi Sedyawati. Tepatnya yakni desertasi Edi Sedyawati berjudul Pengarcaan Ganesa Masa Kadiri dan Singhasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian sama pentingnya dengan disertasi Hariani Santiko.

"Dalam memperingati penelitian Bu Edi tentang Ganesha, kami akan mengundang pakar-pakar baik dari luar negeri, Jawa dan Bali membicarakan Ganesha yang masih menyimpan misteri. Kami akan me-launching sebuah buku dengan isi sekitar 1000 halaman yang memuat tentang artikel-artikel mengenai Ganesa dan seni pertunjukan yang ditulis para peneliti," katanya.

Selain hasil desertasi, BWCF juga akan mengangkat minat Edi dalam diskusi mengenai paham keagamaan di zaman Majapahit berupa teologi Siwa-Buddha. Bu Edi Sedyawati juga dikenal sangat ahli dalam dunia tari, baik dari kajian relief maupun kajian dunia seni pertunjukan Indonesia.

Selain acara utama, BWCF juga akan mengadakan acara-acara pendamping. Mulai dari ceramah-ceramah arkeologi dan seni, pemutaran film yang berkaitan dengan arkeologi, tari sampai pertunjukan seni dan sastra. Kemudian juga ada pemutaran film terbaru sutradara terkenal Nia Dinata berjudul Unearthing Muara Jambi.

Pada malam sastra, BWCF akan menyajikan pembacaan sajak oleh Sutardji Calzoum Bachri, penyair legendaris yang kini usianya 80-an. Sutardji akan didampingi oleh Afrizal Malna, Jose Rizal Manoa, dan penyair Malang bernama Tengsoe Tjahyono.

Sebagai penutup seluruh rangkaian mata acara pada tanggal 27 November 2023, pada sore hari akan ditampilkan Pidato Kebudayaan penutupan dari Cecep Eka Permana yang akan mambawakan pidato berjudul Membaca Ulang Seni Indonesia Purba: Gambar Cadas di Goa-Goa Maros Sulawesi dan Sangkulirang Kalimantan. Pada malam harinya, disajikan pertunjukan musik oleh kelompok Lordjhu dan Nova Ruth. Kedua komunitas band tersebut merupakan band pop eksprimental yang sangat mengolah unsur-unsur tradisi.

Reporter: Rinda Suherlina

0 comments

    Leave a Reply