May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

BMKG Konfirmasi Suara Dentuman Yang Terdengar Warga Banten dan Lampung Adalah Aktivitas Anak Krakatau

IVOOX.id, Bandarlampung - Kepastian bahwa sumber dentuman akhir-akhir ini terdengar warga di sebagian Banten, Lampung, dan Sumatera Selatan ternyata bersumber dari letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.

Secara administratif dan kewilayahan, Gunung Anak Krakatau ada di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.

Menurut Kepala Bidang informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr Daryono SSi MSi, dalam penjelasan diterima di Bandarlampung, Jumat, memastikan fenomena suara dentuman atau gemuruh terdengar dari langit oleh warga sejumlah wilayah itu sudah dikonfirmasi petugas Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau berasal dari aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda itu.

Sampai saat ini letusan memang masih terjadi di Gunung Anak Krakatau--bahkan statusnya sudah ditingkatkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)--dan diiringi dengan suara gemuruh yang keras.

Terdengar suara dentuman hingga di beberapa daerah itu, diakibatkan arah angin yang sedang mengarah ke mana, maka daerah itu akan mendengar suara dentuman lebih jelas.

Namun, saat muncul suara dentuman itu, sensor gempa BMKG juga mencatat getaran tanah. Sebagai contoh adalah suara dentuman yang terdengar petugas BMKG Stasiun Geofisika Liwa, Lampung Barat, sekitar pukul 22.00 WIB 25 Desember 2018 dan sekitar 20.40 WIB 26 Desember 2018.

Kedua dentuman ini tercatat secara baik oleh sensor seismik BMKG yang berada di Liwa, demikian dilansir Antara.

Sebelumnya, sejumlah warga di beberapa wilayah Provinsi Lampung pada Selasa (25/12) hingga Rabu (26/12) mengaku mendengar suara dentuman atau gemuruh dari langit dan melihat kilatan cahaya di kejauhan sehingga menimbulkan kecemasan.

Sejumlah warga yang masih bertahan di Pulau Sebesi, gugusan pulau di Selat Sunda, dekat dengan kawasan Gunung Anak Krakatau, di antaranya Yaya Sudrajat, menyatakan, menjelang tengah malam pada wilayah yang berjarak sekitar 11 mil laut tidak merasakan getaran, namun justru mendengar suara gemuruh, kilatan api seperti petir.

Pada siang hari sebelumnya, warga setempat juga melihat abu yang membumbung dari puncak Gunung Anak Krakatau.

Warga Ketapang, Lampung Selatan, Ruli, mengaku melihat kilatan cahaya dan suara gemuruh terus menerus yang diperkirakan berasal dari arah Gunung Anak Krakatau.

Beberapa warga lain juga mempertanyakan suara dentuman/gemuruh dan kilatan petir itu, dan mengharapkan pihak berwenang dapat menjelaskannya sehingga tidak menimbulkan kecemasan bagi mereka.

Petugas pengamat/kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Andi Suardi, melalui sarana media sosial infocuaca BMKG Lampung menyatakan suara dentuman itu hingga Rabu dini hari masih terdengar.

Namun tidak diketahui apakah suara itu bisa sampai ke Kabupaten Mesuji, Lampung, mengingat di Kalianda, ibu kota Lampung Selatan saja tidak terdengar.

Beberapa warga di kawasan pesisir Selat Sunda di Lampung Selatan mengaku hingga Rabu dan setelahnya mengaku masih mendengar suara dentuman, diduga berasal dari aktivitas Gunung Anak Krakatau itu.

Berkaitan hal itu, dalam penjelasan tertulis dari BMKG Lampung disampaikan bahwa hingga saat ini BMKG bersama Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM terus memantau kondisi aktivitas tremor Gunung Anak Krakatau atau pun kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.

Kondisi ini sewaktu-waktu dapat mengakibatkan longsor tebing kawah Gunung Anak Krakatau ke laut dan berpotensi memicu gelombang tinggi atau tsunami. Karena itu, masyarakat diminta tetap waspada dan menghindari lokasi pesisir/pantai setidaknya sejauh minimal satu kilometer dari bibir pantai terdekat.

0 comments

    Leave a Reply