April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

BI: Pertumbuhan Kredit Melambat di Kuartal I

IVOOX.id, Jakarta - Hasil Survei Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada kuartal I 2018 secara kuartal melambat sesuai dengan pola penyaluran kredit pada awal tahun. Tapi, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Demikian mengutip siaran pers BI, Selasa (17/4/2018). Pertumbuhan kredit yang melambat tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pertumbuhan kredit baru sebesar 75,9 persen pada kuartal I 2018, lebih rendah dari 94,3 peesen pada kuartal sebelumnya, sejalan dengan masih rendahnya kebutuhan pembiayaan nasabah di awal tahun.

Meski demikian, pertumbuhan kredit baru pada kuartal I 2018 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan SBT pertumbuhan kredit baru kuartal I 2017 yang hanya sebesar 52,9 persen.

Meski suku bunga kredit menurun dari kuartal sebelumnya, rendahnya kebutuhan pembiayaan nasabah pada awal tahun dan penyaluran kredit yang seiektif dari bank untuk menekan risiko penyaluran kredit menyebabkan pertumbuhan kredit baru melambat pada kuartal I 2018.

Pada kuartal I 2018, upaya responden untuk mendorong penyaluran kredit tercermin dari pelonggaran kebijakan penyaluran kredit. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standar kuartal I 2018 sebesar -3,8, lebih rendah dibandingkan 14,4 pada kuartal sebelumnya, terutama berupa penurunan suku bunga kredit.

Selain itu, penurunan rata-rata persentasi jumlah permohonan kredit yang tidak disetujui oleh bank juga menurun dari 21,7 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 17,9 persen pada kuartal l 2018.

Pada kuartal l 2018, melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan kredit. Pada periode tersebut, SBT kredit modal kerja menurun dari 84,3 persen menjadi 71,9 persen, SBT kredit investasi turun dari 84,2 persen menjadi 73,5 persen, dan SBT kredit konsumsi turun dari 35 persen menjadi 16,6 persen.

Kemudian, pertumbuhan permintaan kredit baru pada 12 sektor ekonomi melambat pada kuartal I 2018, terutama pada sektor perantara keuangan (turun 31,2 poin), sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (turun 31,0 poin) dan sektor konstruksi (turun 26,2 poin).

Sementara berdasarkan golongan debitur, melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Non Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit non-UMKM.

Terbatasnya permintaan kredit baru pada kuartal I 2018 ditengarai telah diperkirakan oleh responden. Hal ini tercermin dari persentase jumlah responden yang memilikl realisasi kredlt baru di bawah target (deviasi di atas 5%) sebesar 57,5 persen, menurun dibandingkan 62,5 persen pada kuartal sebelumnya.

Dari sisi penggunaan, jumlah responden yang mengalami deviasi penyaluran kredit modal kerja sama dengan kuartal sebelumnya sebanyak 22,5 persen, sedangkan deviasi kredit investasi menurun dari 40 persen menjadi 25 persen dan deviasi kredit konsumsi meningkat dari 30 persen menjadi 35 persen. (ava)

0 comments

    Leave a Reply