April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

BI Pantau 800 Produk yang Pengaruhi Inflasi

iVooxid, Jakarta - Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Aditya Swara mengatakan, pihak BI setiap saat melakukan pemantauan 800 produk yang mempengaruhi inflasi.

"Kami terus memantau sekitar 800 produk yang tersebar di Indonesia dari 82 kota," kata Mirza pada pembukaan Temu Wartawan Daerah Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/10/2016).

Menurut dia, pentingnya memantau harga produk kebutuhan masyarakat khususnya sembilan jenis bahan pokok (sembako) itu, karena suplai dan kebutuhan akan mempengaruhi inflasi.

Sebagai gambaran, jika harga cabai tinggi akibat produksi kurang sementara permintaan tinggi, ini akan memicu terjadinya inflasi.

Berkaitan dengan hal itu, lanjut dia, maka peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sangat penting di daerah dalam menormalisasi harga suatu produk di lapangan.

Berdasarkan data BI diketahui, kini terdapat 400 TPID yang tersebar di Indonesia pada setiap kantor perwakilan BI.

Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Noor Yudanto mengimbuhkan, jumlah pantau produk terus meningkat dalam kurun per lima tahunan.

Pada 2012 terdapat 859 produk yang dipantau oleh BI di kabupaten/kota di 34 provinsi. Jumlah itu meningkat dibanding periode 2007 dan 2002 yang masih 774 produk.

"Dalam pemantauan produk tersebut, kami juga mengacu pada survei biaya hidup (SBH) yang dilakukan oleh pihak Badan Pusat Statistik (BPS)," katanya.

Sementara untuk mengantisipasi terjadinya inflasi, Deputi Direktur Departemen Pengelolaan UMKM, BI Winny Purwanti mengatakan, pihak BI membuat strategi pengembangan klaster yang kini jumlahnya mencapai 158 kluster yang tersebar di 45 kantor perwakilan BI di Indonesia.

"Pada 2014 pengembangan klaster itu selain sasarannya pada komoditas pangan, juga untuk komoditas andalan ekspor," jelasnya.

Pada Temu Wartawan Daerah BI selain menghadirkan Noor dan Winny sebagai nara sumber, juga hadir Deputi Direktur Departemen Regional BI Budiono yang mengungkapkan bahwa 79,2 persen inflasi disumbang dari daerah di luar Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek).

"Karena itu dalam dua tahun terakhir BI fokus dalam mengendalikan inflasi di daerah," katanya kepada peserta Temu Wartawan Daerah yang diikuti 236 orang dari Sulawesi, Jawa, NTB, NTB dan Bali.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2016 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen, kata Kepala BPS Suhariyanto dalam pemaparan di Jakarta, Senin (3/10/2016). (ant)

0 comments

    Leave a Reply