May 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

BI: Neraca Keuangan Nasional Terjaga

iVooxid, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Wajiyo mengatakan laporan posisi keuangan nasional atau neraca (balance sheet) pada tiga triwulan 2016 relatif terjaga.

"Perbaikan terlihat pada indikator risiko di seluruh sektor yang ditopang oleh kekayaan bersih yang positif," kata Perry dalam seminar "Pemanfaatan National and Regional Balance Sheet" di Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Secara keseluruhan dari sisi kekayaan nasional pangsa aset keuangan tercatat lebih besar mencapai 52 persen dibandingkan aset non-keuangan sebesar 48 persen.

Dari sisi risiko secara keseluruhan, kata Perry, berbagai risiko terkendali dan menunjukkan suatu perbaikan.

"Memang ada beberapa yang harus kita lihat secara cermat khususnya risiko solvabilitas maupun leverage yang masih relatif besar pada sektor ekspor dibandingkan risiko lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, eksposur risiko nilai tukar dan eksternal juga relatif terjaga meskipun sektor pemerintah pusat dan korporasi perlu diperhatikan mengingat Indonesia masih membutuhkan pembiayaan luar negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Pangsa pembiayaan luar negeri terhadap total pembiayaan pemerintah pusat mencapai 58 persen, sementara korporasi sebesar 39 persen.

Dalam lingkup regional, laporan posisi keuangan BI hingga triwulan IV-2015 menunjukkan sektor rumah tangga merupakan penyumbang aset terbesar yakni 33 persen dari total aset nasional yang mayoritas berupa aset keuangan.

Dana yang berasal dari tabungan masyarakat itu disalurkan untuk penyertaan modal ekuitas kepada korporasi sebesar 47 persen dan disimpan di bank sebesar 42 persen.

Provinsi dengan pangsa aset keuangan rumah tangga dalam rasio terhadap PDRB yang terbesar yakni DKI Jakarta yang mencapai 132 persen terhadap PDRB, dimana 51 persen diantaranya disalurkan kepada korporasi dalam bentuk aset ekuitas.

"Hal ini mengindikasikan pentingnya peran sektor rumah tangga terhadap perekonomian DKI Jakarta. Komposisi keuangan DKI Jakarta yang jauh lebih tinggi dibandingkan kewajibannya mengindikasikan bahwa DKI mampu membiayai aktivitas perekonomiannya dengan mengandalkan pembiayaan domestik bahkan dapat menjadi sumber pembiayaan bagi daerah lain," kata Perry.

Peranan sektor rumah tangga terhadap sektor ril juga cukup kuat di beberapa provinsi, terlihat dari tingginya kepemilikan rumah tangga terhadap ekuitas sektor korporasi seperti di Kalimantan Timur sebesar 58 persen, Sumatera Selatan sebesar 56 persen, serta Jawa Barat sebesar 55 persen. (ant)

0 comments

    Leave a Reply