October 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Bersiap Kegerahan Di Tahun 2023, El Nino Datang Lebih Awal

IVOOX.id, Jakarta - Menurut prediksi Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarau akan datang lebih awal dan curah hujan dimusim kemarau akan lebih kering dibanding kondisi normal. Bulan Agustus diprediksi menjadi puncak musim kemarau 2023.


Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam rilis yang diterima Ivoox.id mengukapkan 41% wilayah Indonesia memasuki musim kemarau lebih awal dari kondisi normal, 29 % wilayah sesuai dengan kondisi normal dan sisanya memasuki musim kemarau lebih lambat dari kondisi normal.

Wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau lebih awal pada bulan April mendatang meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur. Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.

Sementara itu, wilayah yang baru memasuki musim kemarau pada bulan Juni meliputi Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Pulau Kalimantan bagian selatan, dan sebagian besar Pulau Sulawesi bagian utara.

Fenomena El Nino diprediksi akan mulai terjadi pada semester ke dua tahun 2023. dan ini diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2023. El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Melihat prediksi ini BMKG menghimbau Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk bersiap-siap dan mengantisipasi kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat Musim Kemarau ekstrim.

"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," tegas Kepala BMKG.

Pemanfaatan danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan. Mitigasi bencana kebakaran hutan pun harus segera disiapkan untuk menghindari kerugian yang besar bagi Indonesia.

0 comments

    Leave a Reply