October 6, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Beredar Sosok Mantan Direksi Pertamina Jadi Calon Direktur Utama

IVOOX.id, Jakarta - Memasuki Juni 2020, isu perombakan direksi PT Pertamina (Persero) semakin kencang mengemuka. Berbagai nama terus muncul ke permukaan sebagai kandidat untuk mengisi kursi panas direktur utama yang sekarang diisi Nicke Widyawati.

Berdasarkan informasi, Pertamina sudah terlambat melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Untuk itu para pemegang saham rencananya akan menggelar RUPS pada Juni ini yang menjadi batas waktu terakhir untuk menggelar RUPS Tahunan.

Selain itu muncul nama-nama yang diisukan menjadi direksi, belakangan nama yang beredar dikalangan internal Pertamina berasal dari mantan petinggi Pertamina

 Beberapa nama tersebut di antaranya adalah Syamsu Alam, mantan direktur hulu di era kepemimpinan Dwi Soetjipto. Kemudian ada nama Hanung Budya Yuktyanta yang beberapa kali sebelumnya juga sempat berseliweran menjadi kandidat direktur utama. Hanung sebelumnya pernah menjabat sebagai direktur pemasaran dan niaga Pertamina dari 2012 sampai 2014.

Berikutnya ada nama Gigih Prakoso, mantan direktur utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang sebelumnya juga sempat menjadi anggota direksi Pertamina yakni sebagai direktur perencanaan investasi dan manajemen risiko.

Selain itu, dari eksternal muncul nama Insan Purwarisya L Tobing. Drektur Utama PT Pelni. Ia sebenarnya pernah berkarir di Pertamina, yakni sebagai komisaris PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP) periode 2015-2017.

Pola pelaksanaan RUPS Pertamina tahun ini sebenarnya mengulang pola yang sama pada 2019 yang juga digelar terlambat pada Juni.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengungkapkan nama-nama mantan internal Pertamina yang beredar sebenarnya positif dalam artian sosok tersebut sudah paham betul dengan alur operasional dan sistem kerja Pertamina.

“Mayoritas internal yg notabene sudah cukup paham plus minus Pertamina,” kata Komaidi, Selasa (2/6).

Menurut dia, wajar nama-nama mantan pejabat karir didorong oleh internal Pertamina karena para pekerja dibawahnya akan lebih nyaman bekerja dengan sosok yang sudah lama dikenal.

“Saya kira wajar, kalau internal mendorong nama-nama dari dalam (perusahaan). Bagaimanapun pekerja akan nyaman bekerja dipimpin oleh figur yang sudah dikenal dan mengenal mereka,” kata dia.

Namun demikian Komaidi tidak bisa memastikan sosok mana yang paling cocok memimpin lantaran keputusan pemegang saham juga kerap kali tidak bisa diprediksi. “Kadang-kadang rumus baku tidak berlaku tergantung pemegang kekuasaan maunya siapa dan bagaimana dan seringkali bukan hanya menit tapi detik terakhir bisa berubah,” ungkap Komaidi.

Menurut Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch, nama-nama yang sekarang sedang beredar untuk isi jabatan direktur utama sudah beberapa kali beredar setiap ada rencana perombakan direksi Pertamina.

“Saya sangat bersyukur jika salah satu diantara nama-nama tersebut mereka terpilih menjadi dirut Pertamina karena mereka adalah orang-orang internal Pertamina yang mana seharusnya paham akan bisnis unit Pertamina,” kata Mamit.

Mamit mengatakan Pertamina tidak hanya bicara hilir dan hulu, namun juga ada juga pengolahan yang semua akan terintegrasi. Melalui pengalaman mereka di Pertamina diharapkan bisa membawa Pertamina menjadi lebih baik lagi ditengah kondisi saat ini saat sektor hulu terpukul karena harga minyak dunia yang sedang tidak terlalu bagus, disisi lain sektor hilir sedang berkurang konsumsi bbm akibat Covid-19 ini.

Pekerjaan mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) juga harus menjadi prioritas ke depan mengingat kita bicara tentang ketahanan energi nasional.

Menurut Mamit, Syamsu Alam dengan pengalaman sebagai direktur hulu dan juga direktur utama Pertamina EP merupakan sosok yang bisa memajukan sektor hulu Pertamina ke depan. Apalagi hulu adalah penyumbang terbesar keuntungan Pertamina.

0 comments

    Leave a Reply