April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

BEI Bali: Pasar Modal Pantau Kebijakan Trump

iVooxid, Denpasar - Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Denpasar, Bali, mengatakan bahwa pasar modal di daerah setempat akan memantau kebijakan Presiden AS Donald Trump karena investor masih menantikan realisasi program kerja pemimpin ke-45 negara adidaya itu.

"Kami akan melihat ke depan kebijakannya seperti apa. Ketika ada suatu kebijakan yang dikeluarkan maka kami lihat potesinnya menguntungkan atau tidak," kata Kepala BEI Denpasar, I Gusti Agung Alit Nityaryana di Denpasar, Rabu (25/1/2017).

Menurut dia, investor saat ini melakukan aksi "wait and see" atau menunggu dan mengamati kebijakan Presiden AS itu setelah dilantik pada 20 Januari 2017.

Ia tidak memungkiri adanya kekhawatiran dari para investor karena ketidakpastian yang ditimbulkan presiden yang juga pengusaha properti itu karena dalam kampanyenya kerap melontarkan hal kontroversial.

Dia kondang dengan janji melakukan proteksionisme perdagangan dalam negeri, mendeportasi imigran, membangun tembok antara perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko, mencegah kaum muslim masuk wilayah Amerika Serikat dan mengancam akan "meninggalkan sekutu-sekutunya".

Komentar kontroversial saat kampanye tersebut membuat masyarakat global khawatir termasuk ekonomi yang dilanda ketidakpastian.

"Jika menutup kerja sama atau tidak kerja sama dengan Indonesia maka itu akan merugikan," ucapnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum di Universitas Udayana di Jimbaran, Kabupaten Badung beberapa waktu lalu bahkan menegaskan bahwa Indonesia akan mewaspadai apabila Presiden Donald Trump merealisasikan kebijakan proteksionisme di dalam negerinya.

"Apabila Presiden Trump melakukan upaya proteksionisme yang kemudian menutup pasarnya maka ini juga perlu diwaspadai Indonesia. Maka nanti kami akan lihat saja tetapi secara umum Indonesia memiliki banyak pilihan market-market yang lain," katanya.

Namun jika Trump mengambil kebijakan fiskal untuk mendorong APBN menjadi motor infrastruktur maka ekonomi AS, diprediksi akan lebih kuat sehingga permintaan barang dan jasa dari negeri Adi Daya itu akan meningkat. (ant)

0 comments

    Leave a Reply