March 28, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Barclays Mengalami Kerugian, Apakah Salah Pajak AS?

IVOOX.id, Jakarta - Barclays membukukan kerugian signifikan pada keuntungan 2017 dalam setahun penuh, hal itu dikarenakan oleh sebagian perombakan pajak AS dan dolar yang sedang melemah pada akhir-akhir ini.

Kerugian bersih bank Inggris itu adalah £ 1,92 miliar ($ 2,67 miliar), yang bagiannya merupakan biaya satu kali £ 901 juta untuk aset pajak tangguhan AS. Namun, keuntungan pra-pajak kelompok naik sebesar 10 persen menjadi £ 3,54 miliar pada 2017, dan simpanan nasabah meningkat 2 persen menjadi 193,4 miliar poundsterling.

Laba sebelum pajak melampaui angka 2016 sebesar 3,2 miliar poundsterling, namun turun dari ekspektasi rata-rata analis sebesar 4,7 miliar dolar. Namun, perkiraan ini tidak diperbarui untuk memperhitungkan penghapusan pajak dari A.S., menurut Reuters.

Banyak bank telah melihat penghitungan pajak dalam miliaran dolar pada hasil kuartal keempat karena perbaikan pajak yang dipimpin oleh Partai Republik yang disahkan pada bulan Desember tahun lalu, meskipun kerugian tersebut diperkirakan akan terjadi satu kali.

Barclays juga mengumumkan restorasi dividennya menjadi 6,5 pence per saham untuk tahun 2018, lebih dari dua kali lipat dari dividen tahun penuh tahun lalu sebesar 3 pence.

Saham Barclays diperdagangkan 5,2 persen lebih tinggi dalam transaksi pagi hari Kamis (22/02).

Pelemahan bank dari unit Barclays Africa-nya juga menyeret keuntungannya untuk tahun ini. Penjualan sahamnya di Barclays Africa, penutupan unit non-inti, pendirian Perusahaan Jasa dan pembentukan bank berdering di Inggris membuat 2017 "satu tahun kemajuan strategis yang cukup besar bagi Barclays," kata CEO Jes Staley, dikutip CNBC.

"2018 akan menjadi tahun pertama dalam lima tahun dimana bank ini memulai dengan model operasi yang bersih," kata Staley kepada CNBC sesaat setelah figur diumumkan. Bank tersebut telah berjuang untuk melepaskan isu-isu dengan reputasinya setelah beberapa tahun melakukan skandal, yang paling baru-baru ini berpusat pada tuduhan penganiayaan whistleblower yang melanggar hukum di awal tahun 2017.

Staley mengambil alih bank pada tahun 2015 dengan janji untuk membangun kembali citra bank tersebut, dan merupakan CEO kelima dalam tujuh tahun.

"Kami masih memiliki beberapa masalah warisan, tapi kami sangat nyaman dengan posisi bank," tambahnya.[dra]

0 comments

    Leave a Reply