October 1, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Banyak Senator Republik Takut, Trump Selamat Dari Pemakzulan Kedua

IVOOX.id, Washington DC -Mantan presiden Donald Trump akhirnya bebas dari dakwaan menghasut kerusuhan di Capitol AS, mengakhiri persidangan pemakzulan yang kedua bagi dirinya.

Trump menjadi satu-satunya presiden AS yang dimakzulkan DPR 2 kali, dari 3 presiden yang pernah dimakzulkan salah satu kamar Kongres itu. Bahkan, Trump satu-satunya presiden yang pemakzulannya disetujui dan diproses oleh Senat, kamar lain di Kongres.

Namun, ternyata, tak cukup suara untuk menghukum Trump, karena masih terlalu banyak senator Republik yang menyatakan ia tak bersalah karena khawatir atas "balas dendam" pendukung Trump di negara bagian asal para senator.

Cukup banyak senator AS yang memberikan suara "tidak bersalah" untuk membebaskan Trump.

DPR yang dikuasain Demokrat, yang memakzulkan Trump hanya dua pekan menjelang masa jabatannya di Gedung Putih berakhir menuntut Trump dengan "hasutan pemberontakan", membutuhkan dua pertiga dari senat, atau 67 suara, untuk menghukumnya.

Hasil pemungutan suara adalah 57-43, kurang dari dua pertiga yang dibutuhkan untuk menyatakan Trump bersalah. Artinya, hanya 7 senator Republik yang menyatakan Trump bersalah.

Tak ayal, Trump kemudian menyambut pembebasannya, dengan mengatakan bahwa gerakannya "baru saja dimulai".

Partai Demokrat berpendapat dalam persidangan singkat bahwa Trump menyebabkan serangan kekerasan setelah ia berulang-ulang membuat klaim palsu bahwa pemilu November 2020 telah dicuri darinya, dan kemudian mengatakan kepada para pendukungnya yang berkumpul di dekat Gedung Putih untuk "berjuang mati-matian" untuk membalikkan kekalahannya oleh Joe Biden saat Senat secara seremonial menghitung suara elektoral yang dipastikan memenangkan Biden.

Lima orang tewas setelah massa mengepung Capitol.

Pengacara Trump berpendapat bahwa para perusuh bertindak atas kemauan mereka sendiri dan bahwa mantan presiden itu dilindungi oleh kebebasan berbicara, sebuah argumen yang beresonansi dengan sebagian besar Partai Republik.

Mereka mengatakan kasus hanya itu didasari "kebencian" Demokrat terhadap Trump.(manchestereveningnews.co.uk)

0 comments

    Leave a Reply