April 25, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Banten Masih Besar Impor Bahan Kimia Organik

iVooxid, Serang - Provinsi Banten masih terbesar impor bahan kimia organik dari sejumlah negara yang pada Oktober 2016 mencapai 161,90 juta dolar AS, disusul gula dan kembang gula 119,07 juta dolar AS.

Masih tingginya impor bahan kimia organik dikarenakan Banten yang memiliki banyak industri yang membutuhkan bahan baku kimia organik, sementara produksi dalam negeri tidak mencukupinya, kata Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Sabtu (10/12/2016).

Nilai impor Banten secara keseluruhan pada Oktober 2016 mencapai 780,37 juta dolar AS, naik 5,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 741,21 juta dolar AS.

Nilai impor nonmigas Oktober 2016 mengalami penurunan 0,88 persen dari 579,31 juta dolar AS pada bulan sebelumnya dan mencapai 574,21 juta dolar AS, sedangkan impor migas meningkat 27,34 persen menjadi 206,16 juta dolar AS, dari sebelumnya mencapai 161,90 juta dolar AS pada September 2015 Nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada Oktober 2016 meningkat 3,06 persen atau sebesar 15,88 juta dolar AS, dari sebelumnya 519,75 juta dolar AS menjadi 535,64 juta dolar AS.

Kebalikan dari kondisi pertama, untuk golongan barang lainnya turun 35,23 persen atau sebesar 20,98 juta dolar AS. Nilai impor nonmigas terbesar Oktober 2016 berasal dari golongan bahan kimia organik yang mencapai 165,25 juta dolar AS, disusul gula dan kembang gula dengan nilai impor 119,07 juta dolar AS.

Tujuh dari sepuluh golongan barang nonmigas mengalami peningkatan nilai impor, kecuali gula dan kembang gula, gandum-ganduman dan ampas/sisa industri makanan. Peningkatan tertinggi berasal dari golongan barang bahan kimia organik, dengan peningkatan sebesar 31,94 juta dolar AS, sementara terendah berasal dari oleh bahan bakar mineral yang meningkat 1,49 juta dolar AS.

Ia mengatakan Penurunan impor tertinggi gandum-ganduman yaitu 16,40 juta dolar AS, disusul oleh ampas/sisa industri makanan yang 16 juta dolar AS. Adapun pada golongan barang gula dan kembang gula, penurunan relatif kecil yaitu hanya 3,43 juta dolar AS.

Impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang periode Januari-Oktober 2016 mengalami penurunan 590,41 juta dolar AS (10,86 persen) dibanding periode yang sama tahun lalu, demikian pula untuk golongan barang lain juga turun 553,84 juta (52,10 persen).

Peran impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada periode Januari-Oktober 2015 mencapai 90,49 persen, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan kimia organik yaitu sebesar 31,94 persen dan disusul oleh gula dan kembang gula dengan besar kontribusi 16,44 persen, ujarnya.

Jika disandingkan secara bersamaan, tujuh dari sepuluh golongan barang impor nonmigas pada Oktober 2016 tersebut kecuali biji-bijian berminyak, pupuk dan garam, belerang, kapur adalah golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya. Kecuali, bijih, kerak dan abu logam, enam golongan barang tadi merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak Oktober 2015, dengan peran gabungan selama setahun terakhir tidak kurang dari 74 persen.

Impor nonmigas dari duabelas negara asal barang impor nonmigas pada Oktober 2016 meningkat 4,45 persen atau sebesar 21,80 juta dibanding bulan sebelumnya, kebalikan dari itu, nilai impor nonmigas dari negara lainnya mengalami penurunan 26,91 juta dolar AS atau sebesar 30,09 persen, katanya.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Oktober 2016 adalah Australia dengan nilai impor sebesar 102,53 juta dolar AS, diikuti Brazil sebesar 94,06 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 114,73 juta dolar AS, kata Soebeno. (ant)

0 comments

    Leave a Reply