April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Bank Mandiri Taspen Tebar Keuntungan Rp16 Miliar

IVOOX.id, Jakarta - PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) membagikan dividen Rp16 miliar. Dividen tersebut berasal dari 10 persen perolehan laba bersih tahun 2017 yang tercatat Rp160 miliar. 

Direktur Utama Bank Mantap, Josephus K Triprakoso menyatakan, dividen final tersebut meningkat dari tahun lalu yang dibagikan perseroan sebesar 5 persen. RUPST juga memberikan persetujuan kepada direksi (dengan persetujuan dewan komisaris) untuk menetapkan dan membayar dividen final tahun 2017 kepada pemegang saham yang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan perseroan yang berlaku.

"Dengan meningkatnya pembagian dividen dari tahun buku 2016, yakni Rp2,53 miliar menjadi Rp16 miliar atau meningkat 632,4 persen mengindikasikan bahwa permodalan Bank Mantap sehat dengan rasio kecukupan modal bank (CAR) sebesar 22,32 persen. Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam ekspansi bisnis pada 2018," kata Josephus di Jakarta, seperti diberitakan Senin (26/3/2018).

Sementara itu, RUPST tahun ini juga mengubah susunan pengurus perseroan. Dewan Komisaris I Wayan Deko Ardjana yang menjabat komisaris independen digantikan oleh Zudan Arif Fakrulloh. Untuk pergantian di jajaran direksi, Ida Ayu Kade Karuni berhenti secara hormat disebabkan periode masa jabatan telah selesai.

Kinerja keuangan Bank Mantap pada 2017 mampu menaikkan laba bersih sebesar 215,9 persen menjadi Rp160 miliar dari sebelumnya Rp50,67 miliar.

Laba ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai Rp10,50 triliun atau tumbuh 113,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,92 triliun.

Laba juga ditopang pendapat operasional lainnya (fee based income) yang meningkat 252,7 persen menjadi Rp156,5 miliar. Pertumbuhan kredit pensiunan menjadi kontributor utama peningkatan laba perseroan tahun lalu.

Josephus mengungkapkan bahwa total penyaluran kredit pensiunan pada 2017 mencapai Rp8,51 triliun atau tumbuh 210,6 persen. Selain kredit pensiunan, perseroan juga telah menyalurkan ke sektor mikro mencapai Rp1,05 triliun dan sektor ritel Rp940 miliar dengan rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 0,65 persen.

"Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga mendorong peningkatan aset sebesar 85,2 persen pada akhir tahun lalu menjadi Rp13,68 triliun dari Rp7,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya," pungkas Josephus. [ava]

0 comments

    Leave a Reply