October 12, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Bank Indonesia Ungkap Biang Kerok Dolar AS Tembus Rp16.400

IVOOX.id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan. Diketahui kurs Rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) tercatat melemah 0,32% ke level Rp16.420 per dolar AS. 

Perry menerangkan, salah satu faktor yang mempengaruhi naik turunnya nilai tukar Rupiah adalah persepsi terhadap kesinambungan fiskal ke depan. Di samping itu pelemahan Rupiah juga dipengaruhi oleh kenaikan permintaan valas oleh korporasi, termasuk untuk repatriasi dividen.

Sementara dari sisi global, pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut dipengaruhi oleh dampak tingginya ketidakpastian pasar global, terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan Fed Fund Rate (FFR), penguatan mata uang Dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik.

"Terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan Fed Fund Rate AS, penguatan mata uang Dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik," ujar Perry dalam konferensi pers di kanal YouTube BI Kamis (20/6/2024).

Kendati begitu, Perry mengaku yakin nilai tukar Rupiah akan kembali menguat melalui upaya stabilisasi yang dilakukan BI, termasuk didukung oleh aliran masuk modal asing dan pertumbuhan ekonomi RI yang baik.

"Ke depan nilai tukar Rupiah diperkirakan akan bergerak stabil sesuai komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah, serta didukung oleh aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," katanya.

Pada akhir perdagangan Kamis (20/6/2024), Rupiah turun 65 poin atau 0,40% menjadi Rp 16.430 per Dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada Rabu (19/6/2024) sebesar Rp 16.365 per Dolar AS.

"Bank Indonesia masih tetap mempertahankan suku bunganya pada level 6,25%," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova dikutip dari Antara, Kamis (20/6/2024).

Keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25% sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025.

Rully menuturkan pelemahan rupiah juga terjadi usai aksi jual investor asing di pasar sekunder obligasi negara.

Sementara itu, analis ICDX Taufan Dimas Hareva menuturkan dari sisi eksternal, mata uang Rupiah dibebani oleh sinyal lesunya ekonomi salah satu negara rekanan utama Indonesia yaitu China.

China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman (LPR) tidak berubah pada penetapan bulanan pada Kamis, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Untuk LPR satu tahun dipertahankan pada 3,45%, sedangkan LPR lima tahun tidak berubah pada 3,95%. Keputusan tersebut menunjukkan laju pemulihan yang masih belum stabil di negara tersebut.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke level Rp 16.420 per Dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.368 per Dolar AS.

0 comments

    Leave a Reply