March 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Bank Dunia Ingin "Hijaukan" Sektor Keuangan Global

iVooxid, Jakarta - Bank Dunia ingin berfokus "menghijaukan" sektor finansial global yaitu dalam rangka mengarahkan pendanaan dalam sistem finansial yang mapan untuk menilai risiko dan kesempatan dari ancaman perubahan iklim di dunia.

"Jika kita ingin memobilisasi pendanaan privat untuk iklim, kebutuhan sistem finansial mesti cocok dengan tujuan mengases risiko dan kesempatan iklim, dengan kata lain kita perlu menghijaukan sektor finansial," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis, Senin (10/10/2016).

Menurut Jim Yong Kim, dalam upaya "menghijaukan" sektor finansial tersebut terdapat kemajuan yang baik dalam 15 bulan terakhir, antara lain karena ada penyelidikan UNEP terkait sistem finansial yang diperlukan, dan G20 yang dengan kepemimpinan China menggelar "Green Finance Study Group".

Selain itu, ujar dia, fokus lainnya terkait upaya mengatasi dampak perubahan iklim adalah pentingnya ambisi rencana pembangunan di setiap negara untuk dapat berinvestasi di sektor infrastruktur, dan perlu dipastikan bahwa rencana investasi tersebut rendah karbon dan tahan terhadap perubahan iklim.

Dalam hal tersebut, lanjutnya, pihak kementerian keuangan dan perencanaan pembangunan di berbagai negara memainkan peranan penting guna membuat kebijakan yang memfasilitasi investasi dan upaya mengatasi perubahan iklim yang mencakup "carbon pricing" dan mengakhiri subsidi terhadap energi fosil.

Presiden Bank Dunia juga menyebutkan fokus lainnya adalah memperlambat pabrik pembangkit tenaga listrik berbasis batubara, karena bila semua pembankit batu bara yang dijadwalkan untuk dibangun tahun ini jadi dilakukan, khususnya di Asia, maka akan menghambat upaya menghambat kenaikan suhu global.

"Banyak negara yang bergerak ke arah yang benar. Kita bisa dan harus membantu semuanya untuk menemukan solusi energi yang terbarukan dan efisien yang dapat membuat mereka menyampingkan membuat pembangkit listrik bertenaga batu bara," katanya.

Di Indonesia, Kementerian Pertanian menyiapkan dan mengembangkan berbagai paket inovasi teknologi antara lain Kalender Tanam Terpadu (Katam) yaitu sistem informasi yang dipergunakan untuk mengantisipasi variabilitas iklim.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan, Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (27/9), menyatakan dengan paket inovasi teknologi tersebut, petani dapat menyesuaikan waktu dan pola tanam tanaman pangan serta teknologi budidaya yang paling tepat, penerapan varietas unggul adaptif yang tahan terhadap kekeringan genangan, berumur genjah, toleran salinitas dan rendah emisi gas rumah kaca.

Terkait hal itu, pihaknya menyosialisasikan pemahaman dampak perubahan iklim dalam upaya mencapai swasembada pangan di Provinsi Aceh yang memiliki ciri khas wilayah pantai Barat Aceh saat ini umumnya mengalami kelebihan air, sedangkan wilayah pantai Timur Aceh mengalami kekurangan air.

Mukti menambahkan upaya lain mengantisipasi perubahan iklim yakni dengan penerapan berbagai paket teknologi ramah lingkungan yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian juga terus dilakukan. (ant)

0 comments

    Leave a Reply